Sunday, December 28, 2008

John C Mather dan George F Smoot


Hadiah Nobel Fisika 2006 ini jatuh kepada dua astrofisikawan eksperimen berkebangsaan Amerika, John C Mather dan George F Smoot, untuk jasa mereka dalam mengukur secara akurat radiasi latar belakang kosmik (cosmic microwave background atau CMB).

John C Mather adalah peneliti senior pada Divisi Sains Astrofisika NASA, berusia 60 tahun, sedangkan George F Smoot adalah profesor fisika di Universitas California Berkeley. Penemuan spektakuler mereka dipublikasikan pada jurnal Astrophysics tahun 1990 dan 1992.

Penemuan yang dilakukan melalui satelit COBE ini semakin mengukuhkan teori Big Bang yang menyatakan bahwa alam semesta berawal dari suatu ledakan.

Cukup mencengangkan jika kita tahu bahwa CMB ditemukan secara tidak sengaja oleh dua fisikawan instrumen. Adalah Arno Penzias dan Robert Wilson yang berjasa menemukan CMB pertama kali pada tahun 1964 dalam bentuk derau (noise) radio yang pada saat itu sangat membingungkan mereka.

Kedua ilmuwan tersebut bekerja di laboratorium Bell di New Jersey dengan sebuah teleskop radio ultrasensitif (saat itu) yang dirancang untuk menerima sinyal dari satelit. Teleskop tadi menangkap derau yang berasal jauh dari luar angkasa dan, yang paling membingungkan kedua ilmuwan, sinyal tersebut tidak bergantung pada arah fokus teleskop serta tidak bergantung pada waktu pengamatan.

Pengukuran yang mereka lakukan mengantar pada kesimpulan bahwa derau tersebut adalah radiasi gelombang mikro dengan panjang gelombang 7 sentimeter yang merupakan fosil ledakan Big Bang. Untuk penemuan yang sangat menghebohkan ini, Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel pada tahun 1978.

Dari sifat isotropiknya wajar jika diyakini bahwa radiasi CMB berasal dari tempat yang sangat jauh di jagat raya. Namun, bagaimana para ilmuwan dapat yakin bahwa radiasi ini merupakan fosil dari ledakan mahadahsyat di masa lampau saat alam semesta tercipta?

Lebih dari 20 tahun sebelum penemuan CMB, George Gamow, seorang profesor fisika pada George Washington University di Washington DC, bersama dengan mahasiswanya mengusulkan teori penciptaan alam semesta melalui ledakan sangat dahsyat yang mereka sebut teori Big Bang.

Dua mahasiswanya, Ralph Alpher dan Robert Herman, pada tahun 1949 memperkirakan bahwa temperatur rata-rata alam semesta saat ini sebagai konsekuensi dari ledakan besar di masa lalu serta berkembangnya alam semesta pada kisaran 5 derajat Kelvin (minus 268 derajat Celsius).

Sayangnya, mereka tidak sempat mengusulkan eksperimen dengan menggunakan teleskop radio.

Menariknya, hubungan antara derau statik gelombang mikro dan temperatur alam semesta merupakan kisah sukses fisika selain mekanika kuantum dan relativistik.

Di dalam termodinamika, salah satu cabang fisika yang banyak membahas hubungan antara temperatur dan sifat suatu zat, dikenal hukum Wien yang menyatakan bahwa untuk distribusi radiasi benda hitam perkalian antara panjang gelombang radiasi berintensitas maksimum dan temperaturnya ekuivalen dengan bilangan 0,3.

Pengukuran yang dilakukan oleh Penzias dan Wilson tidak persis tepat pada puncak distribusi. Namun, karena kegigihan dan keyakinan para ilmuwan, pengukuran-pengukuran yang dilakukan selama lebih dari dua dekade, hingga tahun 1991 dengan menggunakan satelit COBE, berhasil mengonfirmasi distribusi radiasi benda hitam dari CMB dengan akurasi yang sangat mengesankan (lihat gambar 1). Dari distribusi tersebut diperoleh kesimpulan bahwa temperatur alam semesta saat ini, lebih dari 10 miliar tahun setelah Big Bang, adalah 2,726 Kelvin.


Superakurat

Satelit COBE yang menghasilkan pengukuran superakurat, seperti terlihat pada gambar 1, sebenarnya dirancang juga untuk eksperimen lain, yaitu pengukuran variasi temperatur CMB pada arah-arah berbeda.

Secara teoretis, variasi yang sangat kecil pun dapat memberi petunjuk bagaimana galaksi dan bintang-bintang mulai terbentuk. Pertanyaan dasarnya adalah mengapa hanya di tempat-tempat tertentu di jagat raya materi menggumpal dan, dengan bantuan gravitasi, melahirkan galaksi.

Penjelasan teoretis proses ini menyangkut masalah fluktuasi mekanika kuantum yang terjadi sesaat setelah jagat raya mulai berkembang. Saat satelit COBE dirancang, diperkirakan variasi temperatur yang diperlukan untuk menjelaskan hal ini berkisar seperseribu derajat Celsius.

Akan tetapi, beberapa saat kemudian para ilmuwan menemukan "materi gelap" (dark matter) yang juga dapat memengaruhi variasi temperatur pada orde seperseratus ribu derajat.

Secara teoretis, materi gelap ini merupakan agen penting pada proses akumulasi materi, dengan kata lain untuk menjawab pertanyaan dasar tadi instrumen pada COBE harus dirancang ulang lebih presisi.

Meski hasil yang lebih akurat diberikan oleh pengukuran berikutnya yang dinamakan Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP), penelitian yang dipimpin oleh George F Smoot berhasil membuktikan adanya variasi temperatur bahkan pada orde puluhan mikro Kelvin (lihat gambar 2).

Selain berhasil mengukuhkan teori Big Bang, kedua hasil pengukuran pemenang Nobel Fisika tahun ini memperlihatkan bahwa kosmologi bukan lagi merupakan spekulasi filosopis seperti sebelumnya.

Untuk pertama kalinya perhitungan-perhitungan kosmologi dapat dibandingkan dengan data eksperimen yang sangat akurat. Kosmologi modern disebut-sebut sebagai "precision science".

Hasil yang diperoleh COBE dan WMAP juga mengantarkan kita ke informasi tentang bentuk dasar jagat raya yang disebut Euclidian, atau, dalam bahasa awam, intuisi kita yang menyatakan bahwa dua garis lurus paralel tidak akan saling memotong tampaknya juga berlaku untuk skala jagat raya.

Terry Mart
Fisikawan UI; Saat Ini Menjadi Peneliti Tamu di Institut fuer Kernphysik, Universitaet Mainz, Jerman

Sumber: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0610/12/iptek/3021422.htm

Orville Wright & Wilbur Wright



Lantaran hasil karya kedua bersaudara ini saling berkaitan satu sama lain, mereka tercantum berbarengan dalam daftar urutan buku ini dan ihwal keduanya pun akan dipaparkan dalam satu nafas. Wilbur Wright lahir tahun 1867 di kota Millville, Indiana. Orville Wright --adiknya-- lahir tahun 1871 di kota Dayton, Ohio. Kedua anak laki ini duduk di perguruan tinggi tetapi tak satu pun peroleh ijazah.

Keduanya punya bakat di bidang mekanika dan keduanya tertarik dengan masalah menerbangkan manusia ke udara. Di tahun 1892 mereka membuka toko, menjual, membetulkan, dan membikin sepeda. Usaha ini mendatangkan dana untuk melanjutkan niatnya: penyelidikan sektor aeronautik. Kakak-beradik ini asyik menekuni karya-karya peminat aeronautik lain seperti: Otto Lilienthal, Octave Chanute dan Samuel P. Langley. Di tahun 1899 mereka mulai bekerja ke arah penerbangan sendiri. Pada bulan Desember 1903, sesudah kerja keras selama empat tahun lebih sedikit, hasil usahanya berhasil dengan gemilang.

Orang mungkin heran kepada Wright bersaudara mampu menciptakan prestasi yang gagal dilakukan orang-orang lain. Ada beberapa sebab yang membuat mereka berhasil. Pertama, dua kepala tentu lebih efektif dari satu kepala. Wright bersaudara senantiasa bekerja sama dan tunjang-menunjang dengan amat serasi dan sempurna. Kedua, mereka dengan cekatan mengambil keputusan bahwa mereka pertama mempelajari bagaimana cara terbang sebelum mencoba membikin pesawat. Sepintas lalu hal ini rasanya bertentangan menurut ukuran umum: bagaimana bisa belajar terbang jika belum ada pesawat terbang? Jawabnya adalah, Wright bersaudara belajar terbang dengan menggunakan pesawat peluncur. Mula-mula mereka mengamati cara kerja layang-layang, kemudian peluncur. Tahun berikutnya mereka membawa pesawat peluncur ukuran besar ke Kitty Hawk, di Carolina Utara, cukup untuk ditumpangi dan dapat mengangkat seorang manusia. Pesawat ini dicoba. Tampaknya hasilnya tidak terlalu menggembirakan. Mereka bikin dan coba pesawat peluncur lengkap di tahun 1901 dan disusul dengan pembikinan tahun 1902. Pesawat peluncur ketiga ini merupakan gabungan dari pelbagai penemuan-penemuan penting mereka. Beberapa paten dasar, digunakan tahun 1903, berkaitan dengan pesawat peluncur itu ketimbang pesawat terbang pertama mereka. Mengenai pesawat peluncur ketiga itu mereka telah lebih dari seribu kali mengangkasa dengan berhasil. Kedua bersaudara Wright telah merupakan pilot pesawat peluncur terbaik dan paling berpengalaman di dunia sebelum mereka mulai membikin pesawat udara bermesin.

Pengalaman mengudara dengan pesawat peluncur merupakan inti sukses ketiga mereka yang amat penting. Banyak orang yang sebelumnya sudah pernah mencoba membikin pesawat punya kekhawatiran utama bagaimana hasil ciptaannya tinggal landas. Wright bersaudara dengan tepat menyadari bahwa masalah pokok adalah bagaimana mengawasi pesawat sesudah berada di udara. Karena itu, sebagian besar waktu dan perhatian mereka tumpahkan pada soal bagaimana mencapai kestabilan pesawat ketika sudah terbang. Mereka berhasil menciptakan tiga jenis alat pokok untuk mengawasi pesawat, dan inilah yang membuat mereka berhasil dalam peragaan.

Wright bersaudara juga memberi sumbangan penting dalam hal perancangan sayap. Mereka sadar, data-data sebelumnya yang sudah disiarkan, tidak bisa dijadikan pegangan. Karena itu mereka menciptakan sendiri lorong-lorong angin dan dicoba terhadap lebih dari dua ribu macam bentuk permukaan sayap. Inti utama dari percobaan ini adalah, kedua bersaudara itu mampu membikin bagan sendiri, memaparkan tentang tekanan udara terhadap sayap tergantung pada bentuk sayap itu. Keterangan ini kemudian digunakan dalam tiap pembuatan sayap pesawat terbang.

Disamping semua hasil penemuan mereka, kedua bersaudara Wright ini tak bakal bisa sukses berhasil bilamana mereka tidak tampil pada saat yang tepat dalam sejarah. Percobaan penggunaan penerbangan dengan mesin pada paruh pertama abad ke-19 jelas cenderung ke arah gagal. Mesin uap jelas terlampau berat untuk penggunaan penerbangan. Pada saat kedua bersaudara Wright muncul, mesin pemroses pembakaran sudah diketemukan orang. Tetapi, mesin ini hanya untuk pemakaian secara umum, terlalu berat untuk digunakan dalam penerbangan pesawat. Ketika tak ada satu pabrik pun yang sanggup merancang mesin yang cukup ringan, kedua bersaudara Wright (dengan bantuan seorang ahli mesin) merancang sendiri. Ini menunjukkan kegeniusan mereka karena walaupun dalam tempo relatif singkat toh mereka mampu merancang mesin yang lebih unggul dari hampir semua bikinan pabrik lain. Tambahan pula, Wright bersaudara merancang sendiri baling-baling. Salah satu yang mereka pergunakan di tahun 1903, 66% berhasil.

Pesawat Ganda Wright bersaudara yang asli

Penerbangan pertama dilakukan tanggal 17 Desember tahun 1903 di Kill Devil Hill dekat Kitty Hawk, Carolina Utara. Masing-masing kedua bersaudara itu melakukan dua penerbangan pada hari itu. Penerbangan pertama, yang dilakukan Orville Wright berlangsung 12 detik dan mencapai jarak 120 kaki. Penerbangan terakhir, yang dilakukan Wilbur Wright, berlangsung 59 detik dan mencapai ketinggian 852 kaki. Pesawatnya yang mereka namakan Flyer I (kini terkenal dengan julukan Kitty Hawk) memakan ongkos pembuatan kurang dari 1000 dolar. Pesawat itu punya sayap sepanjang 40 kaki dan bobot sekitar 750 pon, berkekuatan mesin 12 tenaga kuda dengan berat cuma 170 pon. Pesawat asli itu kini tersimpan rapi di Museum Udara dan Ruang Angkasa Washington D.C.

Kendati ada lima saksi mata tatkala penerbangan pertama, relatif sedikit sekali diberitakan oleh koran-koran pada terbitan keesokan harinya (dan itu pun umumnya kurang cermat). Surat kabar kotanya sendiri di Dayton Ohio samasekali menganggap sepi usaha ini. Baru lima tahun sesudah itu dunia umum sadar bahwa penerbangan manusia betul-betul sudah bisa terlaksana.

Setelah penerbangan mereka di Kitty Hawk, Wright bersaudara kembali ke kota asalnya di Dayton. Di sana mereka merancang dan membikin pesawat kedua, Flyer II. Dengan pesawat yang kedua ini mereka melakukan 105 kali penerbangan di tahun 1904 tanpa menarik perhatian umum samasekali. Pesawat Flyer III yang sudah disempurnakan dan lebih praktis dibikin tahun 1905. Meski mereka banyak kali mengudara di dekat kota Dayton, banyak orang tetap tidak percaya bahwa yang namanya pesawat terbang sudah lahir di dunia. Di tahun 1906 --misalnya-- koran The Herald Tribune edisi Paris menurunkan tulisan berjudul Flyer or Liars? (Penerbangan atau pengibulan?).

Di tahun 1908 akhirnya mereka menyapu bersih semua kebimbangan dan ketidakpercayaan umum. Wilbur Wright menerbangkan pesawatnya ke Perancis, bikin demonstrasi akrobatik di udara dan mengorganisir perusahaan untuk memasarkan hasil ciptaannya. Sementara itu, di Amerika Serikat, Orville Wright menyuguhkan pertunjukan serupa. Malangnya, pada tanggal 17 September 1908 pesawatnya jatuh terhempas. Inilah satu-satunya kecelakaan yang pernah dialami oleh mereka berdua. Seorang penumpang tewas, Orville patah kaki dan dua tulang iganya tetapi segera dapat sembuh. Keberhasilan penerbangannya menggugah pemerintah Amerika Serikat menandatangani kontrak untuk membuat pesawat-pesawat buat Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dan di tahun 1909 dengan anggaran belanja pemerintah ada pesanan seharga $30.000 buat keperluan Angkatan Udara.

Pernah ada sengketa hukum menyangkut hak paten antara Wright bersaudara dengan saingan-saingannya, tetapi di tahun 1914 tuntutan mereka itu ditolak pengadilan. Apa hendak dikata, di tahun 1912 Wilbur Wright terserang tipus dan meninggal dunia pada umur empat puluh lima tahun. Orville Wright yang pada tahun 1915 menjual saham-sahamnya ke suatu perusahaan, hidup sampai tahun 1948. Tak seorang pun dari dua bersaudara itu pernah kawin.

Kendati banyak penyelidikan di bidang ini yang mendahuluinya, tak syak lagi Wright bersaudaralah yang bisa dianggap sebagai cikal bakal penemuan pesawat terbang. Dalam hal penentuan urutan dalam daftar buku ini, yang jadi pegangan utama adalah terciptanya pesawat terbang punya arti kurang penting ketimbang penemuan mesin cetak ataupun tenaga uap yang keduanya telah membikin perombakan revolusioner peri kehidupan manusia. Namun, tak bisa dibantah penemuan pesawat terbang merupakan fenomena sejarah yang penting, baik dalam hal penggunaan untuk tujuan-tujuan damai maupun perang. Hanya dalam tempo puluhan tahun sesudah itu, pesawat terbang telah membikin dunia kita ini begitu ciut bahkan ruang angkasa pun rasanya bisa disentuh jari. Dan lebih jauh dari itu, penemuan pesawat terbang bermuatan manusia merupakan pemula dan pembuka jalan bagi penerbangan di angkasa luar.

Berabad lamanya terbang itu sudah menjadi impian manusia. Mereka kepingin melayang di langit dengan permadani terbang seperti dalam dongeng-dongeng Seribu Satu Malam, impian yang berada jauh dalam jangkauan. Si genius Wright bersaudaralah yang telah mewujudkan mimpi itu jadi kenyataan, betul-betul terbang dengan pesawat dan bukannya bersila di atas permadani dongeng sambil mengisap "hoga" yang tiga hasta panjangnya.

Jerry Yang dan David Filo


Mereka berdua telah merevolusi dunia web dengan situs yang dibuatnya. Ya, dua orang ini adalah founder Yahoo! Inc dari . Salah satu perusahaan publik terbesar di USA dan penyedia layanan internet. Yahoo.com bermain di area web portal,web search engine,mail dan news.menurut survey dari www.compete.com .situs yahoo ini telah menarik pengunjung 1,5 triliun selama tahun 2007 kemarin,atau 3,4 milyar pengunjung seharinya.

Frekuensi dibukanya page yahoo.com ini jauh melebihi populasi dari manusia di bumi. Jerry Yang dan David Filo adalah mahasiswa lulusan Electrical engineering dari Stanford University. Mereka membangun situs ini pada tahun 1994 dan menggunakan nama yahoo karena terinspirasi dari buku karangan Jonathan Swift yang berjudul Gulliver’s Travel. Beberapa waktu kemudian ada perusahaan saus barbeque yang bernama EBSCO industries yang mengklaim bahwa nama yahoo telah terlebih dahulu dipatenkan sebagai merk dagang mereka.Sehingga,untuk membedakannya, Yang dan Filo menambahkan tanda seru (!) dibelakang yahoo. Jadi itulah mengapa kita menemukan tanda seru tersebut di setiap kata yahoo dalam website mereka.

Bill Gates & Paul Allen


William Henry Gates III atau lebih terkenal dengan sebutan Bill Gates, lahir di Seatle , Washington pada tanggal 28 Oktober 1955. Ayah Bill, Bill Gates Jr., bekerja di sebuah firma hukum sebagai seorang pengacara dan ibunya, Mary, adalah seorang mantan guru. Bill adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Sejak kecil Bill mempunyai hobi "hiking", bahkan hingga kini pun kegiatan ini masih sering dilakukannya bila ia sedang "berpikir".
Bill kecil mampu dengan mudah melewati masa sekolah dasar dengan nilai sangat memuaskan, terutama dalam pelajaran IPA dan Matematika. Mengetahui hal ini orang tua Bill, kemudian menyekolahkannya di sebuah sekolah swasta yang terkenal dengan pembinaan akademik yang baik, bernama " LAKESIDE ". Pada saat itu, Lakeside baru saja membeli sebuah komputer, dan dalam waktu seminggu, Bill Gates, Paul Allen dan beberapa siswa lainnya (sebagian besar nantinya menjadi programmer pertama MICROSOFT) sudah menghabiskan semua jam pelajaran komputer untuk satu tahun.
Kemampuan komputer Bill Gates sudah diakui sejak dia masih bersekolah di Lakeside . Dimulai dengan meng"hack" komputer sekolah, mengubah jadwal, dan penempatan siswa. Tahun 1968, Bill Gates, Paul Allen, dan dua hackers lainnya disewa oleh Computer Center Corp. untuk menjadi tester sistem keamanan perusahaan tersebut. Sebagai balasan, mereka diberikan kebebasan untuk menggunakan komputer perusahaan. Menurut Bill saat itu lah mereka benar-benar dapat "memasuki" komputer. Dan disinilah mereka mulai mengembangkan kemampuan menuju pembentukan Microsoft, 7 tahun kemudian.
Selanjutnya kemampuan Bill Gates semakin terasah. Pembuatan program sistem pembayaran untuk Information Science Inc, merupakan bisnis pertamanya. Kemudian bersama Paul Ellen mendirikan perusahaan pertama mereka yang disebut Traf-O-Data. Mereka membuat sebuah komputer kecil yang mampu mengukur aliran lalu lintas. Bekerja sebagai debugger di perusahaan kontrkator pertahanan TRW, dan sebagai penanggungjawab komputerisasi jadwal sekolah, melengkapi pengalaman Bill Gates.
Musim gugur 1973, Bill Gates berangkat menuju Harvard University dan terdaftar sebagai siswa fakultas hukum. Bill mampu dengan baik mengikuti kuliah, namun sama seperti ketika di SMA, perhatiannya segera beralih ke komputer. Selama di Harvard, hubungannya dengan Allen tetap dekat. Bill dikenal sebagai seorang jenius di Harvard. Bahkan salah seorang guru Bill mengatakan bahwa Bill adalah programmer yang luar biasa jenius, namun seorang manusia yang menyebalkan.
Desember 1974, saat hendak mengunjungi Bill Gates, Paul Allen membaca artikel majalah Popular Electronics dengan judul "World`s First Microcomputer Kit to Rival Commercial Models". Artikel ini memuat tentang komputer mikro pertama Altair 9090. Allen kemudian berdiskusi dengan Bill Gates. Mereka menyadari bahwa era "komputer rumah" akan segera hadir dan meledak, membuat keberadaan software untuk komputer - komputer tersebut sangat dibutuhkan. Dan ini merupakan kesempatan besar bagi mereka.
Kemudian dalam beberapa hari, Gates menghubungi perusahaan pembuat Altair, MITS (Micro Instrumentation and Telemetry Systems). Dia mengatakan bahwa dia dan Allen, telah membuat BASIC yang dapat digunakan pada Altair. Tentu saja ini adalah bohong. Bahkan mereka sama sekali belum menulis satu baris kode pun. MITS, yang tidak mengetahui hal ini, sangat tertarik pada BASIC. Dalam waktu 8 minggu BASIC telah siap. Allen menuju MITS untuk mempresentasikan BASIC. Dan walaupun, ini adalah kali pertama bagi Allen dalam mengoperasikan Altair, ternyata BASIC dapat bekerja dengan sempurna. Setahun kemudian Bill Gates meninggalkan Harvard dan mendirikan Microsoft.


Kisah Bill Gates Meninggalkan Harvard Demi Mengejar Impian
Ketika ia bosan dengan Harvard, Gates melamar pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan komputer di daerah Boston .. Gates mendorong Paul Allen untuk mencoba melamar sebagai pembuat program di Honey-well agar keduanya dapat melanjutkan impian mereka untuk mendirikan sebuah perusahaan perangkat lunak.
Pada suatu hari di bulan Desember yang beku, Paul Allen melihat sampul depan majalah Popular Mechanics, terbitan Januari 1975, yaitu gambar komputer mikro rakitan baru yang revolusioner MITS Altair 8080 (Komputer kecil ini menjadi cikal bakal PC di kemudian hari). Kemudian Allen menemui Gates dan membujuknya bahwa mereka harus mengembangkan sebuah bahasa untuk mesin kecil sederhana itu. Allen terus mengatakan, Yuk kita dirikan sebuah perusahaan. Yuk kita lakukan.
Kami sadar bahwa revolusi itu bisa terjadi tanpa kami. Setelah kami membaca artikel itu, tak diragukan lagi dimana kami akan memfokuskan hidup kami.
Kedua sahabat itu bergegas ke sebuah komputer Harvard untuk menulis sebuah adaptasi dari program bahasa BASIC. Gates dan Allen percaya bahwa komputer kecil itu dapat melakukan keajaiban. Dari sana pula mereka mempunyai mimpi, tersedianya sebuah komputer di setiap meja tulis dan di setiap rumah tangga.
Semangat Allen dan Gates tidak percuma. Berawal dari komputer kecil itulah yang menjadi mode dari segala macam komputansi. Dan sekarang bisa Anda lihat bahwa PC telah benar-benar menjadi alat jaman informasi. Dan hampir setiap orang mengenal Bill Gates sebagai orang terkaya di dunia saat ini.

Ustadz Shodaqoh


Ustadz Yusuf Mansyur dikenal sebagai pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran Bulak Santri, Cipondoh, Tangerang dan pimpinan pengajian Wisata Hati. Ustadz kelahiran Jakarta, 19 Desember 1976 ini melalui perjalanan berliku sampai menjadi ustadz terkenal seperti sekarang.

Ustadz Yusuf lahir dari keluarga Betawi yang berkecukupan pasangan Abdurrahman Mimbar dan Humrif'ah dan sangat dimanja orang tuanya. Lulusan terbaik Madrasah Aliyah Negeri 1 Grogol, Jakarta Barat, tahun 1992 ini pernah kuliah di jurusan Informatika namun berhenti tengah jalan karena lebih suka balapan motor.

Pada tahun 1996, dia terjun di bisnis Informatika. Sayang bisnisnya malah menyebabkan ia terlilit utang yang jumlahnya miliaran. Gara-gara utang itu pula, Ustadz Yusuf merasakan dinginnya hotel prodeo selama 2 bulan. Setelah bebas, Ustadz Yusuf kembali mencoba berbisnis tapi kembali gagal dan terlilit utang lagi. Cara hidup yang keliru membawa Ustadz Yusuf kembali masuk bui pada 1998.

Saat di penjara itulah, Ustadz Yusuf menemukan hikmah tentang shodaqoh. Selepas dari penjara, Ustadz Yusuf berjualan es di terminal Kali Deres. Berkat keikhlasan sedekah pula, akhirnya bisnis Ustadz Yusuf berkembang. Tak lagi berjualan dengan termos, tapi memakai gerobak, Ia juga mulai punya anak buah.

Hidup Ustadz Yusuf mulai berubah saat ia berkenalan dengan polisi yang memperkenalkannya dengan LSM. Selama kerja di LSM itulah, Ustadz Yusuf membuat buku Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang. Buku yang terinspirasi oleh pengalamannya di penjara saat rindu dengan orang tua. Tak dinyana, buku itu mendapat sambutan yang luar biasa.

Ustadz Yusuf sering diundang untuk bedah buku tersebut. Dari sini, undangan untuk berceramah mulai menghampirinya. Di banyak ceramahnya, ia selalu menekankan makna di balik sedekah dengan memberi contoh-contoh kisah dalam kehidupan nyata.

Karier Ustadz Yusuf makin mengkilap setelah bertemu dengan Yusuf Ibrahim, Produser dari label PT Virgo Ramayana Record dengan meluncurkan kaset Tausiah Kun Faya Kun, The Power of Giving dan Keluarga.

Konsep sedekah pula yang membawanya masuk dunia seni peran. Melalui acara Maha Kasih yang digarap Wisata Hati bersama SinemArt, ia menyerukan keutamaan sedekah melalui tayangan yang didasarkan pada kisah nyata.

Ustadz Yusuf juga menggarap sebuah film berjudul KUN FA YAKUUN yang dibintanginya bersama Zaskia Adya Mecca, Agus Kuncoro, dan Desy Ratnasari. Film ini merupakan proyek pamungkas dari kegiatan roadshow (ceramah keliling) berjudul sama selama Januari-April 2008.

Melalui Wisata Hati, ia menyediakan layanan SMS Kun Fayakuun untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang ada. Ia juga menggagas Program Pembibitan Penghafal Al Quran (PPPA), sebuah program unggulan dan menjadi laboratorium sedekah bagi seluruh keluarga besar Wisatahati. Donasi dari PPPA digunakan untuk mencetak penghafal Alquran melalui pendidikan gratis bagi dhuafa Pondok Pesantren Daarul Quran Wisatahati.

Meski tak sempat menuntaskan kuliah, Ustadz Yusuf bersama dua temannya mendirikan perguruan tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika.

Ustadz Yusuf menikah dengan Siti Maemunah dan telah dikaruniai tiga orang anak.

Rahasia Menjadi Kaya Sejak Usia Muda

Buku ini ditulis oleh 'Joshua' Wahyudi, menarik bagi saya karena begitu aplikabel. Bukan semata berisi motivasi-motivasi memulai usaha, tetapi lebih pada step-step berbisnis mulai dari membangun mental diri.

Karena ini yang sering terjadi, kita beranggapan tak ada modal, tak ada ide, tak ada waktu, padahal sejatinya semua itu hanyalah dalih yang membuat kita urung untuk memulai berusaha, entah itu membuka usaha atau kerja sambilan. Lalu apa permasalahan yang sebenarnya kalau semua itu hanya dalih?

Masalahnya pada mental, yakni komitmen yang belum kuat dan pribadi yang masih begitu rapuh. Karena komitmen yang belum kuatlah, maka hambatan akan menjadi dalih, bukannya tertantang untuk memenangkan diri atas hambatan malah mengiba, mengahrap belas kasihan pihak luar agar membantu menyelesaikan hambatannya. Lah, bagaimana ini, memangnya bisnis susah di awalnya doank, lalu selanjutnya mulus. Bisnis itu kata teman baik saya adalah perpindahan dari satu masalah ke masalah lainnya. Atau saya lebih suka menyebutnya perpindahan dari satu tantangan ke tantangan berikutnya, dan lebih enak lagi disebut sebagai perpindahan dari satu kemenangan ke kemenangan berikutnya. Menyenangkan bukan, pindah dari satu kemenangan ke kemengangan berikutnya?

Lalu kedua, hal apa yang menunjukkan diri kita masih rapuh? diantaranya adalah belum bisa memanage waktu, belum bisa memange keuangan dan belum bisa memanage relasi. Karena itulah, untuk pebisnis pemula, janganlah terlalu prematur membicarakan untung rugi, bukan itu prioritas kita diawal, prioritas kita diawal adalah memanage waktu, uang dan relasi. Setelah itu semua bagaikan keran, yang akan mengalirkan air kemakmuran.

Ada satu kutipan menarik dari kata-katanya Robert James di salah satu halaman buku ini " Penemuan terbesar generasi ini adalah bahwa manusia bisa mengubah hidupnya dengan mengubah cara berpikirnya". Kata-kata itu semakin menguatkan fakta bahwasannya hidup hanyalah pergumulan persepsi otak kita, semua diluar sana netral, kalau positif otak kita, positiflah hasilnya, kalau negatif otak kita negatiflah hasilnya, kalau kerdil cara berpikir kita, kerdil pula hasilnya, kalau dahysat cara berpikir kita dahsyat pula hasilnya.

Dan ada satu bagian menarik lagi di buku ini yang menyebutkan bahwasannya sumber uang itu bisa darimana saja, artinya banyak jalan bisnis yang kita bisa coba untuk mencapai kemakmuran. Namun begitu, bisnis bukan perkara menapung, tetapi juga mempertahankan. Bisnis bukan semata menangkap peluang, tetapi lebih dari itu adalah bagaimana kita mempertahankannya, dan instrumen pertahanan dalam bisnis sama dengan instrumen pertahanan dalam kehidupan, yakni karakter. Dan karaktet dibentuk tidak dari kesuksesan demi kesuksesan, tetapi seperti gatotkaca membangun karakter kuat pada dirinya, karakter dibentuk dari kawah candradimuka bernama kesulitan dan kegagalan.

Di buku ini juga dijelaskan, hanya produk-produk tidak bermutu yang bisa dibuat secara instan. Kekayaan instan akan rapuh, tetapi kekayaan yang diperjuangkan dari tangga demi tangga kesulitan dan kegagalan, kita akan mumpuni menjaganya. Karena beda antara yang instan dengan yang berproses panjang, bedanya di karakter.
Slide 4

Thursday, December 25, 2008

Om Bob : Sekolah itu Tempat Sampah

Sedikitnya dua kali saya bertemu Om Bob, sekali ikut seminar di IPB, dan kali lainnya makan siang bersama di d'Palm, Bandung.

Om Bob itu lebih parah ketimbang sekedar Pa Purdi, salah satu guru saya lainnya, dedengkot Amikom dan Primagama Grup..

Kata Om Bob, sekolah itu seperti tempat sampah, ya, ilmu yang ada di sekolahan itu ilmu sampah. Dan saya sepakat, amat sepakat. Lalu dimana ilmu berliannya? Ilmu berliannya adalah ilmu-ilmu yang ada di jalanan. Betul betul betul. Karena itulah Om Bob mengaku lebih banyak belajar dari jalanan.

Kenapa disebut ilmu sampah, sederhana penjelasannya. Anda tahu bagaimana sebuah buku paket pelajaran disusun? Ya, dari rapat konten dan tata bahasa. Darimana rapat itu ada, dari sekian hasil simulasi experimen dan analisa perhitungan. Darimana rapat dan analisa itu muncul, dari kejadian-kejadian kasuistik di lapangan (jalanan).

Jadi jelaslah bahwa ilmu yang sampai ke sekolah adalah ilmu modifikasi yang sudah tingkat ke berapa (jauh...), yang sudah diilmiahkan, yang sudah dibahasakan sedemikian susahnya hingga amat sulit diterima ditelaah otak kita, terlebih bawah sadar kita. Jadi, wajarlah kalau puluhan juta penduduk negeri ini stress ringan hingga berat dan kebanyakan dari mereka adalah pengangguran, pengangguran berpendidikan.

Belajar dari tukang pecel lele, akan dapat ilmu bak berlian Anda. Tapi, belajar ilmu pecel lele dari buku paket mata kuliah memasak pecel lele, Anda akan dibuat pusing dan mual-mual seperti menelan sampah.

Argumentasi ini semakin dikuatkan oleh Pa Waidi pakar NLP, yang notabenenya adalah pengajar tingkat pasca sarjana. Berkesempatan berkunjung ke rumah beliau saya mendapat penjelasan yang cukup logis tentang kebenaran argumentasi bahwasannya sistem pendidikan saat ini masih cenderung 'membodohkan'.

Betapa tidak, dalam sudut pandang NLP, otak memiliki fungsi sebagai alat pemersepsi, karena itu berlaku rumus 'segala sesuatu itu di alam ini netral, yang membuatnya menjadi positif atau negatif adalah pikiran kita sendiri'.

Artinya, positif dan negatif, pertumbuhan atau dekadensi, proses elevasi atau depresi, dipengaruhi pada bagaimana otak kita bekerja mempersepsikannya. Sehingga, ketika otak kita diajak semakin terbuka, maka semakin luas pula sudut pandangnya, dan semakin 'jembar' pula kesempatan untuk memandang segalanya dengan sudut pandang terbaik, terpositif.

Namun, akan terjadi sebaliknya, ketika sudut pandang otak kita dipersempit oleh traktat aturan kita sendiri, maka kita akan semakin negatif, semakin terdekadensi dan berlaku depresif, alias menjadi semakin bodoh. Dan bukankah itu yang terjadi di sekolahan2 kita. Dogma-dogma macam ini berkembang pesat : Bisnis itu jelek, ekstrakurikuler tidak boleh mengganggu kegiatan akademik, begini salah, begitu salah, kiblat pembelajaran adalah buku paket dan pemikiran sang guru, urun pendapat itu menakutkan, mencoba-coba diluar materi pelajaran itu berbahaya, tidak rajin belajar akan menyebabkan tidak lulus ujian, setiap kesalahan dibayar dengan sangsi tetapi tidak setiap prestasi diberikan penghargaan.

Otak menjadi terprogram demikian sempit menyudut. Akibatnya lahirlah generasi yang kerdil, yang rela melupakan proses pengembangan bakat hanya untuk mengejar nilai akademis. Yang rela begadang semalaman, panik setengah mati menghadapi ujian, seolah-olah nilai jelek saat ujian adalah kematian. Guru adalah sumber ilmu tak terbantahkan, kiblat kesuksesan adalah pada tingginya rangking, ah, begitu banyak pandangan bodoh yang dibentuk dari aktivitas bernama 'sekolah."

Lihat saja teman2 saya, sudah puluhan kali ikut ujian tetap saja mereka panik setiap kali akan menghadapinya. Sudah berribu-ribu bab materi mereka pelajari, tetap saja mereka habiskan waktu untuk itu itu saja, padahal sudah  terjadi, materi dua semeter lalu sudah lupa semester kemarin. materi semester kemarin lupa saat ini. dan materi saat ini akan lupa sesemester lagi.

Bayar mahal-mahal ke sekolah, relakah kita hanya untuk menjadi lebih bodoh. Padahal ada begitu banyak jalanan diluar sekolah yang mengandung banyak berlian, tidak harus bayar dengan uang banyak, cukup buka pikiran seperti parasut.

Dari Om Bob, ada banyak sekali materi-materi yang jauh lebih berharha dari berbab-bab mata pelajaran, akan saya sampaikan di judul postingan lainnya, lain waktu. Salam Zero.

Wednesday, December 17, 2008

99 Ideas for happy leader


Kuliah dengan Pak Nan Rukmana hari ini membuahkan banyak pencerahan, betul, jadi leader itu susah. tapi ada 3 golongan utama, salah satunya adalah leader, "...pemimpin yang adil, orang yang berpuasa dan kaum kecil yang teraniaya."

Terjawab pertanyaan saya selama ini, pertama membuka buku 99 bab ini jatuh pada halaman 169, saya dapatkan jawaban itu, yang intinya, ternyata saya tidak sedang jarkoni. dulu gembor2 menyuruh komunikasi, eh sekarang malah membuat program2 , jalan, tanpa dikomunikasi terlebih dahulu. Ya, konteks kondisi saya saat ini bukanlah un-communication, tapi sesuai dengan judul bab itu yang artinya "jangan menunggu matahari tenggelam".

Follower punya kewajiban berkomunikasi, sama dengan leader. Bedanya, laporan atas perkembangan progress tetaplah menjadi tanggungan utk dikomunikasikan bila memang tugas telah terdelegasikan. Namun demikian, untuk langkah2 cepat yang harus diambil, leader tidak salah bila mengambil langkah taktis, asal menurut sang leader benar.

Ada satu kutipan "...melangkahlah, jika itu menurut Anda benar."

Lepas dari semua itu, kompleksitas kapasitas minimum seorang leader mutlak menjadi sesuatu yang tiada ujung-ujungnya untuk terus dilatih. Empati, memahami kondisi follower, itu yang sedang saya intensifi untuk bisa saya lebih kuasai saat ini.

Dan seorang leader, tidak akan pernah berhenti belajar. Ketika berhenti, orang lain akan menggantikan kedudukannya. Bukan hanya belajar wawasan, bahkan tidak cukup dengan belajar empati, tetapi juga belajar ikhlas.

Monyet Aja Bisa Cari Duit

Monyet diajari sedikit keahlian, jadilah topeng monyet. Tahukah pendapatan monyet yang ditopengi jauh lebih tinggi ketimbang buruh-buruh kasar di negeri ini.

Itulah... Dan ada satu bagian menarik buat saya dari buku ini, disebutkan wahwa 9 dari 10 pintu surga ada di tangan pengusaha. Tetapi, 9 dari 10 pintu neraka juga ada di pintu surga.

Artinya menjadi pengusaha memang lebih mendominasi kehidupan dan lingkungan ketimbang menjadi pegawai. Karena itulah tuntutan pengusaha untuk berbagi dan berkomunikasi, untuk tidak egois, lebih, ketimbang siapapun.

Sejalan dengan itu, pengusaha memiliki peluang sekaligus tantangan berlipat-lipat kali lebih besar ketimbang lainnya. Lalu bagaimana pengusaha menyikapi tantangan? dengan berani melangkah.

Satu kata menarik, "Kalau Anda mencoba, anda mungkin berhasil tetapi mungkin juga gagal, Kalau Anda tidak mencoba, Anda memang tidak mungkin gagal, tetapi juga tidak mungkin berhasil."

Dan hal lainnya yang saya dapat langsung lisan dengan sang penulis, Pa Zainal Abidin, salah satu guru bisnis terbaik, terdekat dan guru pertama saya bersama Pa Supardi Lee dari Institut Kemandirian, ketika waktu itu saya bertanya, "Apa bisnis yang baik itu?" dijawabnya, bisnis yang baik tidak selalu bisnis yang prospektif, justru bisnis yang di awal langsung menggiurkan bisa jadi booming sebentar dan tenggelam, bisnis yang sangat tidak prospektif, merugi di awal, sangat merugi sekalipun bisa jadi itu bisnis yang akan berkembang besar, asal terus bergerak, asal terus dijalankan.

Jadi, jangan mudah pilih2 dan pindah-pindah bisnis, itu salah satu pesan terdalam yang saya dapat. Lanjutkan dulu, karena sebanyak apapun kegagalan, pasti akan habis. Kalau kita mulai hal yang beda, sama artinya kita mulai dari kegagalan pertama lagi, dan akan terulang lagi, terulang lagi.

Saya jadi mengerti.

Bahasa Arab

Bahasa Arab itu katanya bahasa surga, walau sampai hari ini sekalipun belum ada kesempatan untuk belajar secara intensif, saya akan terus mencari waktu dan kesempatan untuk mempelajari bahasa ini.
Aan, salah satu guru bahasa Arab saya.

Tuesday, December 16, 2008

Spiritual Salah Kaprah

Sebuah buku menarik yang dibilang-bilang antitesis dari ESQ. Menurut sang penulis, kecerdasan sipritual tidak dapat dicapai dengan stimulasi-stimulasi Indrawi sebagaimana dilakukan di training ESQ, gelegar tatasuara, spektakuler multimedia dan kelihaian trainer berpublicspekaing.

Salah satu indikasi atas ini adalah, stimulan macam itu akan menjadi sesuatu yang sangat mengesankan di kali pertama tetapi bila sudah terbiasa, maka akan tidak memberikan efek apa-apa (kebal). Disinggung-singgung pula soal spiritual artificial dan braingame.

Tentu kehadiran buku ini menjadi tambahan khasanah perkembangan dunia spiritualitas di negeri ini. Saya sangat sependapat dengan pemikiran beliau bahwasannya spiritualitaas versi barat bisa jadi salah kaprah, mereka masih berbicara pada tataran dimensi otak belum sampai ke ruh.

Namun demikian, upaya stimulasi artificial spiritual apalagi braingame tidaklah kita jumpai di training ESQ. Dan training ESQ sendiri bukanlah sebuah wahana spiritualitas sekuler, sangat jelas di training ini spiritualitas amat synergys dengan kedalaman religi agama tertentu (Islam) walau secara cerdas dikemas universal.

Menarik bagi saya bahwa antitesis Abu Sangkan terhadap ESQ sudah di jawab Ary Ginanjar Agustian dan semua kadernya di setiap training sedari bertahun-tahun lalu. Di setiap training, trainer selalu bertanya pada peserta "Jadi, training kita yang sesungguhnya kapan?" jawabnya adalah training yang sesungguhnya adalah ketika kita keluar dari ruang training, menunaikan sholat Isya, dan terus, terus, terus, hingga mati menjemput. Trainernya adalah Allah SWT, sertifikat dibagikan di padang Mahsyar.

"Lalu dua hari disini kita ngapain?" Trainer melanjutkan pertanyaa, dan jawabannya : "bersenang-senang....".

di ESQ sama sekali tidak ada manipulasi apalagi doktrinasi, sama seperti membaca buku, atau berwisata, seperti itulah training ESQ. Jadi, saya berseberangan dengan Abu Sangkan bahwasannya jalan spiritualitas tidak bisa dicapai melalui indrawi. Bila memang begitu, untuk apa kita membaca, untuk apa kita wisata rohani bahkan untuk apa kita sholat melibatkan gerakan tubuh dan panca indera kita.

Alih-alih saya serius memperhatikan tesis dan atitesis ini, saya mendapati satu testimoni peserta trainingnya Ary Ginanjar juga yang sudah ikut training Sholat Khusu' nya Abu Sangkan, testimoni dari orang tersebut menyebutkan. Beliau mendapat kesan yang begitu membekas pada training ESQ, namun merasa kurang (terkesan tradisional, bahasa beliau) ketika mengikti training sholat khusyu'.

Lepas dari semua itu, hendaklah kita ambil yang baik, buang yang buruk, untuk produk pendidikan karakter yang lebih baik".

Nyatanya, spiritualitas tidak cukup dengan 2 hari training, tidak pula cukup dengan aktivitas ruhiyah macam meditasi tanpa menjalankan yang sudah disyariatkan. Tubuh, otak dan ruh itu synergy, ya kita synergykan saja untuk terus dan terus melakukan pencarian akan jatidiri menuju pencarian akan Tuhan.

Dan dari buku lain saya mendapati satu hal menarik, bahwasannya Spiritual Intelegence bukanlah puncak kecerdasan, ada satu lagi yakni Fitriah Intelegence.. pencarian tanpa ujung untuk hal itu.

Monday, December 15, 2008

Bung Karno


Beliau orang yang visioner, jauh-jauh tahun sebelum Indonesia diproklamasikan, beliau sudah berani berkoar-koar di hadapan dunia akan komitmen INDONESIA MERDEKA. Beliau sudah membaca, bahwa ada celah pada iklim dunia saat itu untuk kemerdekaan bangsa-bangsa macam Indonesia.

Diinternalisasikan terus semangat itu ke pejuang-pejuang tanah air, hingga kemerdekaan diproklamasikan, dan perjuangan belum berakhir. Upaya mempertahankan tak kalah beratnya, begitu seterusnya hingga 1965, stabilitas dalam negeri labil, isu Dewan Jenderal yang akan mengadakan kudeta merebak, komandan pengawalan membawa Bung Karno kesana kemari demi keamanan.

"Pa, kita keluar negeri saja", begitu tawaran di dekat Bandara Halim. Bung Karno tidak mau, "Ada kapal2 besar di Selat Malaka siap menyerang kita, apa jadinya kalau saya tinggalkan, Indonesia tidak boleh tenggelam, sepanjang hidup saya perjuangkan bangsa ini, biar saya saja yang tenggelam", kata Bung Karno. Miris...

Lebih miris lagi, ketika tampuk kekuasaan sudah berpindah, Bung Karno dibawa ke Wisma Yaso dengan alasan untuk penyembuhan. Padahal beliau masuk dalam keadaan segar bugar, 2 tahun dipingit, kondisinya semakin menurun, tak boleh membaca, mendengarkan radio, menulis, bahkan bertemu sanak famili.

Sering menangis di pundak dokter pribadinya yang setia, sebuah perlakuan yang bukan hanya tidak manusiawi, tapi benar-benar kedurhakaan akut. Bukan hanya visioner, beliau juga sabar, ketulusannya merintis Ibu Pertiwi diuji dengan tidak mendapat balasan yang semestinya dihari tuanya. Inilah bangsa yang Durhaka.

Saya dapat cerita ini dari buku bercover hitam "Siapa sebenarnya Soeharto?"

Koran Dinding Semangat Donk

Dari ini saya belajar, kalau segalanya harus tetap berjalan, istilahnya "Hidup harus tetap berjalan",

Pernah dulu nggak ada pembiayaan karena nggak ada iklan, pernah salah cetak di kop bahkan di space pemasang iklan, pernah nggak ada tenaga distribusi,

Semangat Donk ada, kalau Koran Dinding ada, ada, bukan, terus ada.

SBY


Presiden pertama dalam sejarah Indonesia yang menurunkan harga BBM, hingga 2x malah.
Buku tentang keseharian presiden RI ke-6 ini ditulis oleh Dino Patti Djalal, ada satu fragmen menarik dalam buku ini: Presiden adalah orang yang sangat ontime, beliau selalu membiasakan datang 15menit sebelum appointment, tak peduli siapapun tamunya atau apapun acaranya,
jarang-jarang ada presiden setepatwaktu ini, di buku ini ada satu gambaran lucu tapi memiriskan, ketika itu presiden di dampingi Menlu Hasan Wirayuda sedang menghadiri sebuah KTT, eh ruangan masih kosong, akhirnya hanya berdua di ruangan, SBY serius baca buku dan pa Hasan baca koran di belakangnya, menunggu kepala negara-kepala negara lain yang tidak datang-datang.
Presiden Be Te tidak yah menunggu?

Ary Ginanjar Agustian



Kalau dihitung pelajaran yang saya dapat dari beliau, sudah tidak terhitung banyaknya. Kenal pertama lewat bukunya, ketemu pertama pas beliau dianugerahi gelar Doctor Honoris Causa oleh UNY di Yogyakarta.

Kenapa ya Pa Ary mudah sekali menangis, dan lafadz Al Qurannya begitu menyentuh... seperti pas di Patra Jasa beliau membaca Surat Ar Rahman penuh sampai selesai dan artinya, membekas, dan memang hanya hati yang dapat menyentuh hati.

Salah satu sebab yang bisa saya pahami, bayangkan saja sudah berapa banyak pengorbanan beliau, berapa panjang perjalanan yang beliau tempuh, dan sekarang banyak pencapaian terwujud nyata sesuai dengan materi-materi ESQ Training... atas izin-Nya.

Sayapun sering berlinang air mata, bahkan mengalir deras, kalau mengingat-ingat 2 tahun lalu saya tak punya ini sekarang punya, dulu tak bisa ini sekarang bisa, dulu tak paham ini sekarang paham... Banyak, banyak sudah yang dulu hanya mimpi sekarang nyata. Saya sering terharu karenanya, dan saya semakin bersemangat.

Pa Ary sudah mengubah wajah Indonesia, saya akan meneruskannya, lebih, lebih, bukan, lebiiiiih.

Keinginan apa Komitmen


Buku baru dibuka, langsung menarik, itulah TDW, maestro selling Indonesia. Di halaman-halaman awal buku 300ribuannya Pak Tung saya tertarik dengan kupasan beliau soal keinginan dan komitmen.


Ini berkait erat dengan target-target kita, "Apakah target kita itu merupakan keinginan, atau sudah menjadi komitmen?"


Memang, apa bedanya? beda, kalo keinginan, ya sekedar ingin saja, harapan yang diusahakan. Tapi kalau sudah menjadi komitmen, berkorbanpun kita siap. How?

Matematika Dahsyat



Bukan setahun dua tahun, atau sehari dua hari Pa Fahrur sang master menemukan rumus-rumus dahsyat matematika berharga lisensi 100jutaan ini.

Itu salah satu alasan yang membuat saya tidak punya alasan untuk pesimis... dan yo wiiis... .Baru 2 tahun men, its not yet what-what (ini belum apa-apa), Tak akan lupa saya sama pesan orang Magelang low profile itu,

"Jangan menunggu sempurna untuk memulai, tapi mulailah untuk menjadi sempurna."

...termasuk buat menikah ya gak Pa?

The Power of Pasrah to Aktivate 'Bawah Sadar' Kita


"Tubuh kita :
Ditopang 200 potong tulang yang dipahat unik dan sangat estetis, dirangkai sangat fungsional,
dijalin 500 otot dan miliaran serat otot dan serat syaraf yang panjangnya 11 kilometer, saling terkoordinasi dengan baik tanpa tumpang tindih,
Jantung berdenyut 100ribu kali sehari,
memompa 25ribu liter perhari untuk mengalirkan darah sepanjang 100ribu kilometer ke seluruh tubuh.
Dalam 24jam darah menempuh perjalanan 168juta mil,
kita bernafas 23.040 kali,
menghirup udara 483 meterkubik,
menelan 1,5 kg makanan,
minum 3,5 liter cairan,
berbicara 25ribu kata,
menggerakkan 750 otot,
menumbuhkan kuku 0,00012cm,
memanjangkan rambut 0,94353 cm.
Semua dikendalikan oleh organ sebesar kepalang tangan berberat tak lebih dari 1,5 kg bernama otak,
otak terdiri dari 1 triliun sel saraf,
bagaikan server komputer, tidak pernah berhenti 1 detikpun, terus-menerus menyala melakukan pertukaran komunikasi sinyal elektris."
Kutipan selanjutnya,
"Mekanisme kehidupan itu sangat mengagumkan. Orang berbicara soal hidup seolah begitu sederhana, padahal sesungguhnya tak ada serangpun yang dapat hidup bila hanya mengandalkan usaha SADAR semata."
Saya semakin mantap akan kedahsyatan pengaruh aktivitas BAWAH SADAR. Lalu kenapa kita masih cemas dengan urusan-urusan kita, dengan perhitungan-perhitungan yang belum mampu kita selesaikan, dengan target-target yang belum tercapai sesuai yang diinginkan.
Alam SADAR kita mungkin kelimpungan menanganinya, karena itu serahkan saja pada yang menangani jantung, otak dan aliran darah kita. Pasrah, sebuah upaya melibatkan peranan alam bawah sadar kita.

Menganggur itu Tidak Enak


Ikal stressing pikirannya meningkat pasca wisuda, baru menyadari kalau lintang-lintung menganggur itu tidak enak. Sementara Belitong terlalu 'ngampung' untuk mendapat posisi pekerjaan yang setara dengan kapasitas akademik yang dia bawa pulang dari Altar Suci Sorbone, kota terpelajar di belantara gemerlapnya Prancis, Eropa.
Apalagi di negeri ini, satu kesalahan fatal berharap pertolongan penghidupan dari kepedulian pemerintah. Beban pikiran macam itu adalah nyata, dan itu saya takutkan jauh-jauh hari bahkan di awal-awal masa kuliah di emperan Kebun Raya Bogor, IPB Cilibende dulu.
Wisuda tanpa kemapanan posisi akan membuat saya dan siapa saja orang stress. Yang lebih berbahaya adalah puluhan kali lipat beban yang sama akan dirasakan oleh Ibu kita. Alih-alih mempersembahkan gelar, kita malah menumpukinya dengan berton-ton beban pikiran. Tega kah?
Kawan, itulah Indonesia saat ini. Bukan seorang dua orang stress psikis akibat gelarnya sendiri, puluhan juta men? bayangkan itu, jadi, bisa diukur skala 100, berapa derajat kebahagiaan rata-rata bangsa zamrud katulistiwa kita ini?
Sang Pembaharu sedang dinanti-nantikan bangsa ini, salah satunya amatlah sangat mungkin bernama Rizky D Rahmawan... Satu kutipan menarik dari Novel keempat Tetralogi Laskar Pelangi itu,
"Archimedes, Boi, Ia dituduh gila, lalu ia dipenggal kepalanya oleh kopral balok satu Romawi. Galileo dipaksa membaca tujuh maszmur pertobatan lantaran menentang bapak tua Aristoteles. Muhammad dilempari batu. Columbus terbirit-birit dipanah orang Indian, Mary Currie megap-megap kena radiasi, Faraday senewen keracunan merkuri. Gandhi ke penjara seperti ke jamban saja!"
...
"Namun, merekalah para pembaharu! merekalah pahlawan! Keajaiban akan muncul bagi orang yang berani mengambil resiko untuk mencoba hal-hal yang baru!" (Maryamah Karpov 440)
Pembaharu itu orang bervisi, orang bervisi itu bisa membaca masa depan, mungkin seperti Aray yang berkali-kali ditampar dengan cercaan dan penghinaan cinta yang memilukan oleh sang pujaan Zakiah Nurmala Binti Berahim Matarum.
Halaman 200 novel itu menjadi hal yang tak disangka-sangka bagi pembaca, Zakiah takluk dan mereka akhirnya menikah pada 16 Mei. Bisa jadi Aray sudah membaca itu sedari pertama, makanya dia bertahan

Soichiro Honda & Takeo Fujisawa

Seorang teman terbaik saya pernah berkisah, pesawat ditemukan oleh 2 orang, Yahoo dibangun oleh 2 orang, Microsoft dibesarkan oleh 2 orang, ya, banyak perusahaan-perusahaan raksasa dunia yang aset finansialnya bahkan mengalahkan kekayaan negara-negara dunia ketiga dibangun oleh dua bersaudara, dua orang yang dipersaudarakan ataupun dua orang yang mempersaudarakan diri.
Bahkan bangsa ini, proklamator kita dikenal dengan dwi tunggal. Manunggal bukan berarti selalu seiya-sekata, bukan berarti selalu bisa saling mengerti dan menerima. "Melengkapi", itu lebih saya terima.
Nyatanya sukses, bahagia dan harmony bukan karena selalu bebas konflik, tetapi kepuasan dan tersendiri ketika kita bisa bertahan saat harus terjadi konflik dan mengakhirinya dengan happy ending.
Saya menulis ini ketika saya merasa ada yang sedang tidak beres, disaat saya bertanya ada apa sebenarnya ini, melalui mas Zuhruf di Masjid Baitul Arqom usai Ashar saya diberitahu satu buku bagus,
The Honda Way. Satu petikan superdahsyat bagi saya di bab-bab terakhir buku setebal lebih dari 1 rim itu,
"Sewaktu saya menjadi presiden direktur saya menganggap kekayaan adalah ketika saya bisa menumpuk banyak uang. Setelah saya berhenti, saya baru tahu kekayaan yang sesungguhnya adalah 'teman'." Mungkin agak keliru saya mengutipnya, intinya begitu.

Netral


Beruntung saya punya kesempatan mengundang beberapa kali penulis tiga buku NLP, Neurolinguistic Program atau Bahasa Pemrograman Otak. Beda dengan C++ atau Turbo Pascal, sejak bertemu dengan Pa Waidi, saya betul2 tertarik untuk menggali lebih dalam apa itu NLP, memahami, lantas menyadari dan mempraktekannya.
Satu kata yang selalu diulang-ulang beliau, termasuk terakhir kali sebelum saya tulis ini saya sowan ke rumah beliau hari minggu sepulang dari GOR kemarin,
"Segala sesuatu di alam semesta ini netral, yang membuatnya menjadi positif atau negatif adalah diri kita sendiri."
Otak adalah mesin persepsi, positif dan negatif lahir dari situ. Mungkin orang zuhud adalah orang yang sudah memahami teori ini, hingga kehidupannya tak terpengaruh oleh apapun di sekelilingnya, karena paham, semuanya sebenarnya netral.
Belum tuntas kuliah saya ke Pa Waidi dan kajian pustaka saya soal NLP, saya ingin bisa bahasa pemrograman otak yang benar, agar positif selalu.

Bung Tomo

Bung Tomo, pidato beliau di Surabaya 9 November 1945 menjadi salah satu pidato menggetarkan bagi dunia, saya tidak akan lupa salah satu ujung penggalan ucapan beliau

"...lebih baik hancoer leboer, daripada tidak merdeka!"