Sunday, July 12, 2009

Prabu Parikesit

Saya ingin cerita bagaimana feodalisme kepemimpinan itu berasal. Konon, Parikesit sang putra Abimanyu dan cucu Harjuna ini adalah seorang raja yang sangat bijaksana. Saking bijaksananya, setiap penderitaan dari satu warganya akan menjadi gundah-gulana di hatinya.

Begitulah, betapa hebatnya pemimpin yang satu ini, detail demi detail personal warganya ia perhatikan. Betul, ini dirasakan sangat oleh rakyatnya, akibatnya, rakyat menjadi kagum dan hormat padanya. karena itulah derajat raja menjadi sangat tinggi ketimbang rakyat, karena memang rakyat tahu diri betapa besar pengorbanan sang raja, betapa peduli yang luar biasa rajanya.

Begitulah kenapa raja menjadi mendapat semacam derajat yang lebih tinggi, fasilitas yang bagus dan kemudahan dalam segala hal tentang materi. Dan rakyatpun demikian legowo nya menerima ini.

Lantas bagaimana dengan pemimpin kita hari ini, seberapa peduli mereka pada rakyatnya? jangankan rakyat yang jauh, rakyat yang dekatpun yang masih satu kota, bagaimana sikap pemimpin kita terhadap mereka? Nah, sudah berkebalikan bukan dengan sang parikesit?

Tapin anehnya, feodalisme tetap mereka paksakan, bahwa harus ada sirine berbunyi ketika sang pemimpin melintas, bahwa makanan dan kebutuha hariannya bertriliun dalam setahun, bahwa harus disterilkan berkilo-kilometer kalau sang pemimpin ada acara.

kendaraan supermewah, perjalanan studybanding supernyaman dan penghormatan wajib haruslah diberikan rakyatnya. itulah cermin pemimpin yang mengemis pada rakyatnya, berkebalikan dengan Parikesit.

Parikesit.