Tuesday, September 25, 2012

Shana Fatina

Shana pernah jadi ketua BEM di ITB. Orangnya cantik, manis, baik hati, ramah, rendah hati, supel, cerdas, perfectlah pokoknya. Tipe cewe idaman bangetlah.

Ketambahan keren lagi dia apa, sudah hampir setahun enggak ketemu. Apa yang dilakukan dia ternyata masih sama, masih konsisten dengan projectnya, yakni bisnis air bersih murah di sekitar Pulau Komodo dan kedua, ngembangin usaha BBG untuk angkot di kawasan Cirebon.

Tentu enggak ada gaji dan fasilitas untuk menjalankan project2 itu. Tapi karena memang Shana fokus di karya, bukan di income, ya makanya dia tetap fight dan kekonsistenannya.

Kang Sano

Pendiri Greneration Indonesia, Kang Sano namanya. Aku menenganlnya setahun yang lalu di British Council. Pemuda tampan dengan satu istri dan satu anak yang cukup menyebalkan, tidak suka basa-basi, tidak terlihat ramah, dan nggak asik lah.

Tapi gara-gara bulan ini aku mencanangkan sebagai bulan untuk belajar strict, eh akhirnya ketemu lagi. Sampai 3 kali pula. di Jakarta, di Bandung dan di Jakarta lagi. Kang Sano orangnya strict, A ya bilang A, B ya bilang B. gue ya gini, lu gak suka ya terserah. dagangan gue begini, lu mau beli ya situ enggak ya silahkan.

Saat rapat tidak takut tuh ditinggalkan tim nya, ngomongnya ketus, keras, tegas. Tapi ya itulah yang mengantarkan dia menjadi narasumber yang dipanggil kemana-mana, tas BaGoes nya mendapat penghargaan dimana-mana.

Dan saya bersyukur bisa main ke kantornya dia, tempat Komunitas Greneration Indonesia menjalankan aktivtas usaha. Bertemu juga dengan timnya dia, ada Dwita, Guli, Gardea, Annas, Asep, Saka, Yadi, dll ada 18 semuanya.

Ditengah keputusasaanku meneruskan kelangsungan L22, yang akhir-akhir ini aku kerap menghibur diri dengan mengepel, menyapu halaman dan sekedar beberes perabotan. Eh, akhirnya ketemu dengan kantor yang aku imajinasikan. ya, kantornya GI, semacam rumah biasa, tapi berfungsi office, anak2nya kompak, aktivitas usaha jalan. Sano sang pendiri sesekali mengajak istri dan anaknya ke kantor, istri dan anaknya yang masih baby imut 3 bulan pun disambut bak keluarga oleh timnya.

Beberapa dari timnya sudah menikah, bahkan ada yang menikah sesama anggota tim, dan mereka masih bertahan disana. Kang Sano dan GI yang dia buat memberikanku dua hal :

Pertama : Jangan putus asa, konsep office yang kamu idam2kan itu bukan khayalan kosong kok, ada tuh contohnya yang udah berhasil. Bisa kan mereka?

Kedua : Belajarlah strict!, jangan memble oleh pendapat, omongan orang dan tindakan teman2mu sendiri yang tanpa sadar sedang menjarah mimpimu.

dan tentu segeralah menikah dan beli mobil. Umurku masih 6 tahun dibawah Sano. masih ada kesempatan untuk meneladani dia, belum telat.

Terima kasih kang Sano. semoga sukses selalu...

Ramadian Bachtiar

Baca CV nya aja udah geleng-geleng. Apalagi kalau denger dia cerita tentang berbagai pengalamannya, dari mulai Biologi yang menjadi latar belakang akademiknya, sampai tentang sinematografi yang jadi profesinya saat ini. Dari mulai Indonesia negerinya sendiri sampai ke Norwe, India, Iran, Madagaskar dan banyak lagi negara-negara yang pernah ia jamah.

Mas Rama, begitu kita akrab memanggilnya kemarin jadi mentor sinematografi kita selama 3 hari di Bandung. yah, semacam disekolahkan gratis & difasilitasi pula oleh British Council kita kemarin.

Ada dua hal yang sangat menarik dari sekian banyak hal yang menarik dari mentor kita tericinta yang mau aku bagikan kali ini :

Pertama : Orangnya periang. Misalnya, panitia yang memandu kita salah jalan, bukannya mengeluh, tapi membuat itu jadi banyolan, jadi kita semua tertawa ceria. Begitu juga untuk hal-hal lain yang bagiku cukup boring menghadapinya, dia tetap bisa menikmatinya dengan aneka rupa caranya.

Kedua : Inilah kelebihan orang yang banyak pengalaman. misalnya, aku, hilmy, rini, indra, nanky, atau zacky bertanya sesuatu, dia jawabnya ya sesuai maksud pertanyaan kita, begitu real, begitu detail, suka banget lah. enggak kayak bertanya ke pejabat atau orang2 sok pintar misalnya, mensano ingkorpore sane, pertanyaannya ke sono, jawabnya kesane.

Sampai berjumpa lagi mas Rama. terima kasih banyak atas perguruannya, sehingga kita bisa membuat karya film pendek pertama dengan story dan teknik yang terbimbing.

Sunday, September 9, 2012

Prof Sony Heru, UKSW


"Banyak orang mencari inspirasi agar termotivasi untuk bekerja, namun seringkali motivasi justru bertumbuh seiring upaya yang dilakukan"-Prof Sony Heru, UKSW

Haduuh, apa saja kalau booming jadi ramai di Indonesia. Cocok dengan watak jelek bangsa kita menurut buletin mocopat syafaat : berpikir pendek, malas dan latah (suka ikut2an). Termasuk motivasi. Sekarang ada sertifikasi motivator segala.

Miris, mereka berbagi motivasi tanpa mengenal fondasi dasar. Mereka menyajikan materi motivasi seperti menyajikan masakan Padang di ambon : ini loh ada yang baru, enak, dibeli ya...

Motivasi yang diberikan dalam training kebanyakan adalah berbasis inspirasi. Bagus? Tapi kalau kebanyakan ya bisa overdosis. Kalau overdosis, maka bisa menyebabkan kebutaan : buta tidak bisa membaca diri sendiri. Jadi bingung, ini aku harus ngapain?

Benar saja yang dikatakan Prof Sony kemarin, motivasi justru tumbuh seiring dengan upaya yang dilakukan. Hebat sekali yah pengertian yang diberikan Prof Sony ini.

Iya, tapi pernyataan hebat ini bukan otentik punya beliau. Jauh-jauh hari Tuhan sudah mewahyukan melalui Nabinya : Faidza Faroghta Fanshob.

Pesan salah satu potongan ayat di surat Alam Nasyroh itu kira2 memberi pengertian pada kita begini : Kalau sudah selesai satu urusan, pindah ke urusan lainnya. Saat kita berhasil menyelesaikan satu urusan, maka akan tumbuh motivasi dari dalam diri kita untuk mengerjakan hal selanjutnya.

Maka, kalau mau termotivasi. kerjakanlah sesuatu!


Sunday, September 2, 2012

25TahunRizky #8 : Mentor, Inspirator & Provokator


Kita mulai dari provokator dulu nih :
1. Zainal "Jay Terorist" Abidin

Ngakunya lulusan terbaik nasional tahun 87, dan ternyata memang betul. Lulusan Unsoed ini malah bukan cuma terbaik, tapi juga lulusan termuda diangkatannnya. Aku bertemu beliau di Bogor saat umurku masih 18 waktu itu. Pak Zainal Abidin sangat straight dengan prinsip kemandirian saat mengajarkan entrerpeneurship kepada murid-muridnya. Ini yang memprovokasi aku mau memulai usaha tanpa memikirkan modalnya. Sudah, apa yang ada di dompet, apa yang bisa dijual, ya modalnya pakai itu dulu. Memang bisnis butuh modal, tapi memulai bisnis menunggu modal, itu adalah ciri-ciri usaha yang akan dijalankan tidak akan bertahan lama.


2. Purdi E Chandra

Di EU aku bertemu Pak Purdi, umurku baru 20 waktu itu, sekali waktu pernah juga mengundang beliau jadi pembicara. Bukannya mbayar, eh malah aku sebagai EO nya dikasih duit. Lumayan..

Orang jogja bilang 'Njorokke', orang Banyumas bilang 'njorogna' begitulah cara Purdi E Chandra memprovokasi. Bagaimana dia jeli mencari celah-celah utang dan segala teknik untuk bisa berhasil mendapatkannya.
Sehingga ketika orang memulai usaha dengan hutang, diharapkan orang akan serius menjalankannya, sekalipun mentalnya masih pebisnis-anyaran tapi tidak memble, tidak mudah berbalik langkah, karena sudah terkunci dengan hutang. Walau tidak bisa dipungkiri, banyak yang tetap memble, bukannya survive mati-matian menjalankan bisnisnya, tapi malah ketika bangkrut di awal, dimaki-maki itu Pa Purdi. Sudah resiko beliau.

3. Andreas Hareva

Ini orang pertama yang menyadarkan aku tentang apa itu hantu yang dinamai orang 'sekolah'.  Sekolah itu dicetuskan saat revolusi Industri, karena waktu itu butuh banyak tenaga kerja untuk menjalankan industri, maka sekolah didirikan untuk melatih orang agar bisa menjadi pekerja. Matematika da Bahasa menjadi materi utamanya.
Ya, disekolah adanya itu. Kalau mau belajar tentang akhlak, tentang inovasi, tentang seni dan ekspresi diri, tidak ada di sekolah. Maka, sesuai judul bukunya, sekolah saja tidak cukup.

Kalau manusia cuma sekolah, dia akan jadi manusa-mesin, mirip mesin-mesin di pabrik-pabrik Industri. Tapi kalau manusia tidak hanya sekolah, tapi dia belajar banyak hal terutama tentang sisi-sisi kemanusiaannya yang itu tidak ada di sekolah, maka ia tetap bisa bertahan jadi manusia.


4. Bob Sadino

Guru Goblok ini aku lahap habis dua bukunya. Memang sukses itu yang dibutuhkan tindakan. Tindakan punya jalan pikirannya sendiri kok. Jadi ya pantas saja orang yang kebanyakan mikir itu tidak sukses-sukses, bahkan tidak pernah sukses. Berkali-kali aku ikut seminarnya, di Bogor, di Jakarta bahkan pernah sampai di Malang aku ikuti. Apa yang dia sampaikan ya itu-itu saja, tapi agaknya 'ruh kegoblokan' beliau sudah cukup mendarah daging dan memancarkan karismanya.




Mentor
1. Ria "IC" Marliana

Ini gurunya manajemen diri dan manajemen tim. Dari Ria aku belajar tentang pentingnya menggunakan time planner, to do list dan buku kas. Sangat memudahkan untuk mengatur pengelolaan diri. Kalau untuk pengelolaan tim, aku belajar dan berkonsultasi tentang personality dan ubarampe derivasinya.

2. Mis Ary

Seorang psikologi transpersonal yang juga jago masak. Transpersonal ada di tingkatan paling tinggi ilmu psikologi yang belum diajarkan di kampus-kampus di Indonesia, sedangkan Mis Ary ini sudah berguru pada masternya langsung. Aku berkonsultansi tentang bisnis kepada beliau, tentang prospek, spekulasi, prinsip-prinsip dan mengatasi hambatan. Bagaimanapun pengelolaan bisnis butuh ilmu psikologi yang tidak remeh.

3. Arif RH

Masternya Quantum, itulah Mas Arif. Hukum-hukum fisika newtonian disandingkan dengan fisika quantum untuk diramu dalam proses menjalani kehidupan yang lebih seimbang. kedua fisika itu menyerupai dalam bahasa agama disebut ikhtiar dan tawakal. Diskusi dengan mas Arif bisa berlangsung panjang kali lebar kali tinggi, tentang rahasia-rahasia pencapaian dalam kehidupan yang ternyata tidak bisa hanya berbekal kerja keras.

4. Mas Miko

Kalau Mas Miko ini adalah pakarnya grafis dan videografi. Ini konsultan kreatifku, bertukar ide, gagasan, design dan ubarampenya. Mas Miko orangnya sangat otentik, menyukai hal-hal yang tidak berbau komersial, seperti heritage. Darinya juga akau belajar, suka ya suka, tidak ada hubungannya dengan income.



Inspirator
1. Ary Ginanjar

Beliau berhasil membuat pencapaian puncak, ESQ Training. Sebuah training kepemimpinan terbaik di dunia yang bahkan mengalahkan rajanya konsultan kepemimpinan Steven R. Covey. Tentu hanyalah kecerdasan dan keterbukaan hati yang bisa membuat nilai-nilai luhur agama membumi dalam aktivitas masyarakat modern yang kian sekuler ini. Tanpa Ary Ginanjar, kita hanya mengenal teori kepemimpinan yang hebat-hebat ya dari barat saja. Nabi Muhammad  hanya kita kenal sebagai dongeng saja, sementara di ESQ ia adalah sentral figure yang begitu nyata. Aku musti belajar lebih banyak untuk membuat ilmu agamaku tidak sia-sia, berguna untuk akherat saja, untuk dunia tidak.

2. Chairul Tanjung

Beliau berhasil membuat pencapaian puncak, CT Corps. Dari lapak toko kecil, bisa jadi perusahaan yang memiliki cabang usaha begitu banyak, dengan bersih tanpa bergantung pada celah-celah birokrasi. Perjalanan yang tidak mudah, tapi begitu terarah dan terukur waktunya. Aku iri menerapkan itu dalam pengelolaan bisnisku, agar bisa memuncak pula yang aku capai.

3. Dahlan Iskan

Beliau berhasil membuat pencapaian puncak hadir sebagai negarawan yang dinantikan lama oleh rakyatnya. Pejabat yang melayani, pejabat yang tidak gila hormat. Yang lebih memilih menggunakan mobil pribadinya ketimbang menggunakan mobil dinas dari negara. Sebagai tokoh masyarakat dalam skalaku saat ini, tentu aku iri untuk bisa seperti beliau terhadap orang-orang yang terlanjut menokohkanku.

4. Emha Ainun Nadjib

Saya rasa semengenal bagaimanapun dengan orang ini, Emha tetaplah misterius. Sepakterjangnya di jalan sunyi mengawal pergerakan Indonesia tidak bisa dianggap remeh. Lebih banyak yang tidak diketahui orang ketimbang yang diketahui orang, bisa jadi dialah pawangnya Republik Ini. Perlahan-lahan melalui forum-forum diskusinya Emha mendekonstruksi Indonesia yang sudah terbalik-balik ini, mulai dari pengertian-pengertian yang paling sederhana. Akalku lumayan kembali menjadi sehat membaca buku dan mengikuti forum diskusinya.