Tuesday, January 10, 2012

Tjokroaminoto, Guru Para Pendiri Bangsa


Buku ini aku lahap habis di atas Logawa, dari jam setengah 10 berangkat di Wonokromo, sampai jam setengah 8 malam masuk stasiun Purwokerto. 2012 memang mahal setiap harinya, tidak boleh itu disia-sia mentang-mentang itu adalah spare waktu untuk perjalanan pulang.

Pak Tjokro adalah Bapaknya para pendiri Bangsa. Sekalipun begitu, dia dan murid2nya, dan antar murid2nya berbeda ideologi, berbeda prinsip. Pak Tjokro atau Haji Oemar Syahid Tjokroaminoto adalah sosok yang egaliter, dia menanggalkan gelar kebangsawanannya. Ya kalau jaman sekarang mungkin, dia tidak menggunakan ijasahnya.

Meskipun begitu, dia mengajak masyarakat Pribumi untuk memakai pakaian internasional, agar merasa setara dengan Belanda, tidak inferior. Ada beberapa point menarik di buku ini, diantaranya :

1. Saya jadi tahu, masalah yang terjadi di zaman ini, ternyata tidak beda2 jauh dengan penjajahan di zaman Belanda dulu. Bangsa kita diberi makan, hanya karena kita adalah sapi perahan. Kekayaaan kita dicuri edan-edanan berjuta gulden dan kita cuma disisai segobang yang untuk makan saja tidak cukup.

2. Soekarno tidak pernah sekolah public speaking, Hamka rela berangkat dari Sumatra datang ke Jogja hanya untuk menjadi santri Pak Tjokro. Oh, ternyata belajar itu bukan soal fasilitas, bukan soal kelas, bukan soal formalisasi apapun. Belajar adalah soal tekad.

Banyak lagi lainnya, kapan-kapan kalau ketemu kita ngobrol saja.

Kalau soal penulisan, hm, buku ini bagus. Kurangnya, hm, penggambaran dan pengimajinasiannya kurang...jadi kurang bisa menikmati alur kehidupan Tjokro secara utuh, dari segi bahasa lebih seperti buku catatan sejarah. Tapi kalau dibilang buku catatan sejarah, ya kurang jangkep si data, tokoh dan peristiwanya..

Jadi bisa dibilang buku ini nanggung, mendalam tidak, asyik dinikmati alurnya juga kurang. Visualisasi foto juga sedikit, pengadopsian ruh-ruh perjuangan Tjokro untuk direfleksikan di zaman sekarang juga tidak ada. Ya, namanya juga buku populer. kan KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).

Tapi, over all, buku ini bagus. recomended dibaca.






No comments:

Post a Comment