Saturday, July 30, 2011

Reza

Reza alias Amet, hari ini terbang dari Soetta ke Jeddah dengan Pesawat Boeing terbarunya Batavia untuk Umroh Full Ramadhan. Tadi berkesempatan silaturahim ke rumahnya, walau cuma ketemu Ibunya, tak ada keluarga yang lain apalagi penceramah manapun datang, tapi naga-naganya dialog dengan ibunya Reza jadi sebuah tausiyah bekal Ramadhan yang sangat istimewa.

Dengan bola mata yang berair ibunya bercerita bagaimana Reza, teman SMAku itu beraktivitas selama ini "mau pulang jam 3 pagi pun mas, bruk itu tas, sholat tahajud dia", tutur sang Ibu. "Dan kalau sebelum berangkat, pasti sholat dhuha 2 rakaat 4 kali mas, enggak pernah lewat", lanjutnya.

Reza dapat hadiah Umroh dari Tuhan, seolah itu kalimat implisit yang diceritakan sang Ibu. Walau seliwar-seliwer capek, kurang tidur, seperti yang selama ini aku saksikan, tapi ya itulah salah satu hadiahnya. "Sholat2 itu mas kuncinya, kalau sholat wajib ya namanya juga wajib", Ibunya melanjutkan nasehatnya.

Dan satu lagi, Reza itu kalau sodaqoh walau aku nggak pernah lihat, tapi aku percaya, gila-gilaan dia, brutal sodaqohnya, kagak baen-baen lah bahasa betawinya. Salut sama temanku yang satu ini, walau jatuh bangun, berkeringat, letih, tapi percaya diri dan optimismenya nggak pernah berkurang, tetap semangat di segala kondisi, selalu saja bikin gebrakan-gebrakan, enggak cengeng!

Friday, July 29, 2011

Iswa


Ini bukan note balas budi, karena Iswa kemarin sudah mau menyempatkan datang nonton eksibisku di Usmas Ismail Hall dengan jalan kaki menenteng buntalan tas kresek yang entah isinya apa. Hm, kalau orang sepintas nebak, sepertinya si seepek pisang... *habisnya kumal juga si kreseknya.

This is pure, apa adanya. Iswa, beruntung orang yang mendapatkan dia. Orangnya polos, istilahnya mis Ary, topengnya enggak banyak. Dia di rumah, dia di kumpulan geng nya, atau dia di dalam masjid ya begitu-itu.
Terlihat dari cara dia tertawa, lepas-lepaas, nyaris tanpa beban.

Saat dia nganggur, fine-fine aja, tidak ada guratan kepikiran besar apa. Seperti nyantai saja dia. Nyantai yang sebenar-benar nyantai, bukan nyantai yang dibuat-buat demi politik pencitraan. Kalau lagi SMSan atau Fesbukan, diam autis tidak terkira, satu pesan lugas cablaka yang mengatakan "dont disturb me".

Aku tidak perlu banyak curiga bergaul dengan dia, lugas dan apa adanya.