Menarik... ini mungkin workhsop dengan materi terpadat dan pemanfaatan waktu terefektif diantara yang pernah saya ikuti seumur hidup saya.
Saya mantap untuk sekeyakinan dengan Pa Asep, bahwa hati itu jantung. bukan otak, bukan liver. Jantung yang bahasanya begitu cerdas, kita saja yang begitu bodoh hingga tidak memahami, kecuali hanya bahasa degupannya.
Ketika mengaji degupannya berirama, damai. ketika bermaksiat degupannya berantakan, kemrungsung. Bersyukurlah bagi yang seperti itu, tandanya jantung-hati kita masih berfungsi. Ketimbang yang tidak ada damai didepan mushaf, tidak ada kemrungsung saat berbuat salah, itu artinya jantung fisiknya hidup, tapi jantung jiwanya mati, Qolbun mayit.
Terima kasih Pa Asep, pelajaran lainnya adalah tata cara memperoleh ilmu laduni, yang hanya diprivat kepada saya dan 2 rekan saya. Hm, logis, realistis dan sangat indah cara itu, insyaallah saya akan berusaha praktekkan...
Ah terlalu banyak pelajaran berharga. Next time lagi sharing-sharingnya... semoga rahmat Allah dan keselamatan untuk Pa Asep.
No comments:
Post a Comment