Kita mulai dari provokator dulu nih :
1. Zainal "Jay Terorist" Abidin
Ngakunya lulusan terbaik nasional tahun 87, dan ternyata memang betul. Lulusan Unsoed ini malah bukan cuma terbaik, tapi juga lulusan termuda diangkatannnya. Aku bertemu beliau di Bogor saat umurku masih 18 waktu itu. Pak Zainal Abidin sangat straight dengan prinsip kemandirian saat mengajarkan entrerpeneurship kepada murid-muridnya. Ini yang memprovokasi aku mau memulai usaha tanpa memikirkan modalnya. Sudah, apa yang ada di dompet, apa yang bisa dijual, ya modalnya pakai itu dulu. Memang bisnis butuh modal, tapi memulai bisnis menunggu modal, itu adalah ciri-ciri usaha yang akan dijalankan tidak akan bertahan lama.
2. Purdi E Chandra
Di EU aku bertemu Pak Purdi, umurku baru 20 waktu itu, sekali waktu pernah juga mengundang beliau jadi pembicara. Bukannya mbayar, eh malah aku sebagai EO nya dikasih duit. Lumayan..
Orang jogja bilang 'Njorokke', orang Banyumas bilang 'njorogna' begitulah cara Purdi E Chandra memprovokasi. Bagaimana dia jeli mencari celah-celah utang dan segala teknik untuk bisa berhasil mendapatkannya.
Sehingga ketika orang memulai usaha dengan hutang, diharapkan orang akan serius menjalankannya, sekalipun mentalnya masih pebisnis-anyaran tapi tidak memble, tidak mudah berbalik langkah, karena sudah terkunci dengan hutang. Walau tidak bisa dipungkiri, banyak yang tetap memble, bukannya survive mati-matian menjalankan bisnisnya, tapi malah ketika bangkrut di awal, dimaki-maki itu Pa Purdi. Sudah resiko beliau.
3. Andreas Hareva
Ini orang pertama yang menyadarkan aku tentang apa itu hantu yang dinamai orang 'sekolah'. Sekolah itu dicetuskan saat revolusi Industri, karena waktu itu butuh banyak tenaga kerja untuk menjalankan industri, maka sekolah didirikan untuk melatih orang agar bisa menjadi pekerja. Matematika da Bahasa menjadi materi utamanya.
Ya, disekolah adanya itu. Kalau mau belajar tentang akhlak, tentang inovasi, tentang seni dan ekspresi diri, tidak ada di sekolah. Maka, sesuai judul bukunya, sekolah saja tidak cukup.
Kalau manusia cuma sekolah, dia akan jadi manusa-mesin, mirip mesin-mesin di pabrik-pabrik Industri. Tapi kalau manusia tidak hanya sekolah, tapi dia belajar banyak hal terutama tentang sisi-sisi kemanusiaannya yang itu tidak ada di sekolah, maka ia tetap bisa bertahan jadi manusia.
4. Bob Sadino
Guru Goblok ini aku lahap habis dua bukunya. Memang sukses itu yang dibutuhkan tindakan. Tindakan punya jalan pikirannya sendiri kok. Jadi ya pantas saja orang yang kebanyakan mikir itu tidak sukses-sukses, bahkan tidak pernah sukses. Berkali-kali aku ikut seminarnya, di Bogor, di Jakarta bahkan pernah sampai di Malang aku ikuti. Apa yang dia sampaikan ya itu-itu saja, tapi agaknya 'ruh kegoblokan' beliau sudah cukup mendarah daging dan memancarkan karismanya.
Mentor
1. Ria "IC" Marliana
Ini gurunya manajemen diri dan manajemen tim. Dari Ria aku belajar tentang pentingnya menggunakan time planner, to do list dan buku kas. Sangat memudahkan untuk mengatur pengelolaan diri. Kalau untuk pengelolaan tim, aku belajar dan berkonsultasi tentang personality dan ubarampe derivasinya.
2. Mis Ary
Seorang psikologi transpersonal yang juga jago masak. Transpersonal ada di tingkatan paling tinggi ilmu psikologi yang belum diajarkan di kampus-kampus di Indonesia, sedangkan Mis Ary ini sudah berguru pada masternya langsung. Aku berkonsultansi tentang bisnis kepada beliau, tentang prospek, spekulasi, prinsip-prinsip dan mengatasi hambatan. Bagaimanapun pengelolaan bisnis butuh ilmu psikologi yang tidak remeh.
3. Arif RH
Masternya Quantum, itulah Mas Arif. Hukum-hukum fisika newtonian disandingkan dengan fisika quantum untuk diramu dalam proses menjalani kehidupan yang lebih seimbang. kedua fisika itu menyerupai dalam bahasa agama disebut ikhtiar dan tawakal. Diskusi dengan mas Arif bisa berlangsung panjang kali lebar kali tinggi, tentang rahasia-rahasia pencapaian dalam kehidupan yang ternyata tidak bisa hanya berbekal kerja keras.
4. Mas Miko
Kalau Mas Miko ini adalah pakarnya grafis dan videografi. Ini konsultan kreatifku, bertukar ide, gagasan, design dan ubarampenya. Mas Miko orangnya sangat otentik, menyukai hal-hal yang tidak berbau komersial, seperti heritage. Darinya juga akau belajar, suka ya suka, tidak ada hubungannya dengan income.
Inspirator
1. Ary Ginanjar
Beliau berhasil membuat pencapaian puncak, ESQ Training. Sebuah training kepemimpinan terbaik di dunia yang bahkan mengalahkan rajanya konsultan kepemimpinan Steven R. Covey. Tentu hanyalah kecerdasan dan keterbukaan hati yang bisa membuat nilai-nilai luhur agama membumi dalam aktivitas masyarakat modern yang kian sekuler ini. Tanpa Ary Ginanjar, kita hanya mengenal teori kepemimpinan yang hebat-hebat ya dari barat saja. Nabi Muhammad hanya kita kenal sebagai dongeng saja, sementara di ESQ ia adalah sentral figure yang begitu nyata. Aku musti belajar lebih banyak untuk membuat ilmu agamaku tidak sia-sia, berguna untuk akherat saja, untuk dunia tidak.
2. Chairul Tanjung
Beliau berhasil membuat pencapaian puncak, CT Corps. Dari lapak toko kecil, bisa jadi perusahaan yang memiliki cabang usaha begitu banyak, dengan bersih tanpa bergantung pada celah-celah birokrasi. Perjalanan yang tidak mudah, tapi begitu terarah dan terukur waktunya. Aku iri menerapkan itu dalam pengelolaan bisnisku, agar bisa memuncak pula yang aku capai.
3. Dahlan Iskan
Beliau berhasil membuat pencapaian puncak hadir sebagai negarawan yang dinantikan lama oleh rakyatnya. Pejabat yang melayani, pejabat yang tidak gila hormat. Yang lebih memilih menggunakan mobil pribadinya ketimbang menggunakan mobil dinas dari negara. Sebagai tokoh masyarakat dalam skalaku saat ini, tentu aku iri untuk bisa seperti beliau terhadap orang-orang yang terlanjut menokohkanku.
4. Emha Ainun Nadjib
Saya rasa semengenal bagaimanapun dengan orang ini, Emha tetaplah misterius. Sepakterjangnya di jalan sunyi mengawal pergerakan Indonesia tidak bisa dianggap remeh. Lebih banyak yang tidak diketahui orang ketimbang yang diketahui orang, bisa jadi dialah pawangnya Republik Ini. Perlahan-lahan melalui forum-forum diskusinya Emha mendekonstruksi Indonesia yang sudah terbalik-balik ini, mulai dari pengertian-pengertian yang paling sederhana. Akalku lumayan kembali menjadi sehat membaca buku dan mengikuti forum diskusinya.