Thursday, December 17, 2009

Api Sejarah


Belum selesai membaca buku tebal bernama API Sejarah. Betul, Rasulullah dulu berdagang, dalam berdagang itulah beliau bisa mengaktualisasikan nilai-nilai kemuliaannya sehingga menjadi magnet keteladanan. Maka berkembanglah ajaran yang saat itu masih minoritas yakni "Islam" menjadi The Way of Life yang akhirnya mendunia.

Saad bin Abi Waqash membangun masjid pertama di Tiongkok, itupun beliau kesana pada saat sedang menjalankan misi dagang.

Dan begitu juga bukan Islam masuk ke Indonesia? di Pasar ajaran yang mulia itu diaplikasikan, lalu satu demi satu orang mengikuti, lalu dibangunlah masjid di pasar itu, dijalankanlah aktivitas pengembangan diri berbasis ilmu agama disana.

Ya, tanpa transaksi jual beli, tanpa pasar, ajaran yang mulia itu tidak menyebar sampai kesini dan ke ribuan tempat lainnya sekarang. Disinilah kita perlu hati-hati dalam mendefinisikan makna matre, sekali lagi, bukan pada ihwal mencari uangnya saja, tapi termasuk pada untuk apa uang itu digunakan.

Tanpa uang, Sultan Hasanuddin tidak bisa menegakkan panji Islam dengan peperangan laut terbesar sepanjang sejarah Nusantara. Tanpa uang, mualim (entrepreneur laut) Jawa tidak bisa menjamah ke Kawasan Timur Indonesia.

Sebuah konsep integral, dimana basic need direngkuh berbarengan (jawa : san gawe) dengan self-actualizing need dan kebutuhan-kebutuhan jiwa lainnya. Dua aktivitas berbarengan bisa dijalankan bersamaan, bagaimana itu mungkin? Karena Rasulullah bersama Abu Thalib, karena Saad bin Abi Waqash bersama kafilah dagangnya, karena Walisongo itu jumlahnya bukan satu, tapi sembilan. Ya, tanpa kolaborasi, itu sulit untuk san gawe dilakukan. (lihat juga : dua cara untuk fokus)

No comments:

Post a Comment