Tuesday, September 20, 2011

Bapake Karyanto

Gara-gara kunci pintu dicari enggak ketemu, setelah tidur-tiduran setengah jam lebih di Show Room mobil Satria Perkasa Purwokerto, aku & Hilmy memilih untuk mengeliarkan diri. Hingga sampailah kita di persawahan di Cilongok sana, sawahnya Bapaknya Karyanto.

Walaupun tidak pernah ikut training Parenting atau workshop ke-ayah-an, tidak juga ikut Training for Dai, tapi Bapaknya Karyanto sudah nampak sebagai orang yang menguasai ilmu kehidupan dengan mendalam. Banyak petuah menarik yang ia sampaikan dalam sanepa-sanepa alias akronim-akronim bahasa Jawa, misalnya "ngelmu" itu "angel gole tinemu", kemudian "mata" itu "ngemat barang sing apik" dan ada puluhan sanepa lainnya yang ndilalah kemarin kok tidak dicatat oleh kita.

Satu yang menarik adalah ungkapan beliau, yang intinya begini, ilmu-ilmu ini ya utamanya untuk anak saya, perkara ada luberan (meluap) baru untuk kalian-kalian semua, sambil menunjuk ke kita berdua. 

Inilah orang tua yang benar, tidak beda dengan Ibu dan Bapakku. Pertama-tama sebagai orang tua, kita mencari ilmu ya untuk diteruskan ke anak, pertama-tama ilmu kita ya dialokasikan ke anak, baru ke yang lain. Sangat kontras dengan fenomena orang tua modern di perkotaan. Mereka melenggang-langgang mencari nafkah sesuka hati, sementara anak dipasrahkan jor klowor ke sekolah, asal cari Paud yang mahal, asal cari TK yang bergengsi, SD, SMP, SMA yang favorit, kuliah di jurusan yang Lux dan sudah merasa bangga dengan semua itu.

Walhasil, ya begini-ini, jaman menjadi gonjang-ganjing rapuh tidak karuan. Anak hanya menjadi tempat sampah kurikulum yang sudah basi dan kadaluarsa dan beracun dan menyebabkan kanker syaraf. Sementara pendidikan karakter hanya mereka kenal dari para trainer dan motivator, padahal yang pertama, utama, penting dan mendasar, adalah menurunnya pendidikan karakter dari orang tua.

Untuk siapapun yang mau jadi orang tua, belajarlah dari Bapaknya Karyanto. Dedikasikan ilmumu pertama untuk anak, kalau masih ada lebihan, baru gunakan ilmu itu untuk mencari nafkah, untuk mengejar pangkat dan untuk menasehati anak tetangga.




No comments:

Post a Comment