Peninggalanku bersama teman-teman ambalan Garuda-Sima semasa SMA salah satunya adalah GAKSA. Kependekan dari Galang Ksatria, sebuah ajang lomba Pramuka antar SMP se-karesidenan Banyumas yang untuk pertama kalinya digelar di SMAN 2 Purwokerto. Pertama ada, GAKSA I tahun 2004 dan tahun ini aku mengintip sudah GAKSA IX, itu tandanya setiap tahun perhelatan ini turun temurun ada terus terselenggara. Mudah-mudahan terus lestari sampai kapanpun juga, biar piala bergilir yang aku rancang & aku beli dulu itu terus berpindah-pindah dari satu sekolah ke sekolah lainnya.
Aku aktif di Pramuka sejak zaman barung Hijau di Siaga dulu. Rasa-rasanya pelajaran di kelas tidak penting, ketika menjelang lomba pesta siaga aku dan beberapa orang harus ijin meninggalkan pelajaran untuk latihan pramuka. Beranjak SMA aku aktif di "Regu Inti", yaitu dewan penggalangnya SMPN 1 Banyumas. Almarhum Pak Diro begitu menginspirasi dengan latihan tiap Rabu pulang sekolah di ruang barat sekolah waktu itu.
Di SMP, event terbesar tahunan yaitu Perkemahan Pelantikan aku yang kebagian ditunjuk jadi ketua panitia. Lumayan capek mengurusi perhelatan itu, 3D2N aku paling hanya tidur 2 jam di malam kedua saja waktu itu. Digitalisasi perkemahan, itu kata teman-teman. Ya, karena sejak tahun itulah soal lomba, rambu-rambu dan atribut event dibuat berbasis komputer, sedangkan di tahun-tahun sebelumnya masih pakai manual.
GAKSA sendiri teinspirasi di masa SMP, ketika aku dan teman-teman satu regu putra + satu regu putri ikut dalam lomba Jelajah Galang (JEGAL) tingkat Kabupaten yang diadakan oleh SMA 3 Purwokerto. Ikut dalam regu di lomba penjelajahan daerah Pasir, Purwokerto Barat itu ada Giri, Budi, Jupri, Hilmy, Fresty, Mona, Dewi dan banyak lagi lainnya. Cuma dapat runner up waktu itu. Lumayan lah.
Mengadopsi dari JEGAL inilah, aku menggagas GAKSA. Bedanya, sekupnya lebih luas, kemudian ada lomba tambahan yaitu lomba cerdas cermat. Mencetuskan Gaksa tidaklah mudah, aku harus menghimpun dewan ambalan dalam berkali-kali rapat yang sampai sore, melelahkan. Bukan cuma itu, yang terberat adalah meyakinkan dewan pembina dan pihak sekolah bahwa sekalipun belum pernah ada event dengan anggaran sebesar GAKSA di sejarah per-pramuka-an di SMA 2, tetapi percayalah ini event akan berjalan lancar, tidak ada penyalahgunaan anggaran dan acara tidak akan gagal.
Dalam perjalanan perencanaan event, sempat beberapa kali rapat memanas, pembina yang 'misuh-misuh'lah, dewan ambalan yang beda pendapat sampai melempar penghapus. Wah ramai pokoknya. Karena itu sangat puas aku ketika acara ini terlaksana, lancar sampai selsai, bahkan diteruskan oleh adik-adik kelas sampai saat ini.
Merintis itu tidak mudah, bagaimana meyakinkan orang-orang disekeliling kita akan ide kita, itu yang berat. Jangankan selevel aku, bahkan Steve Job saja ada tuh videonya dimana dia mengalami masa-masa begitu berat untuk meyakinkan orang-orang dalam timnya bahwa gagasannya itu brilian, relieble dan akan diterima public. Ya disitulah kapasitas kepemimpinan seseorang benar-benar diuji. Lah kalau hidup hanya datar-datar saja, cuma meneruskan program kerja tahun sebelumnya, cuma menghabiskan dana yang sudah dianggarkan, cuma menunggu sore, menunggu tua. Lah mau kemana memang hidup ini?
No comments:
Post a Comment