Karena ini yang sering terjadi, kita beranggapan tak ada modal, tak ada ide, tak ada waktu, padahal sejatinya semua itu hanyalah dalih yang membuat kita urung untuk memulai berusaha, entah itu membuka usaha atau kerja sambilan. Lalu apa permasalahan yang sebenarnya kalau semua itu hanya dalih?
Masalahnya pada mental, yakni komitmen yang belum kuat dan pribadi yang masih begitu rapuh. Karena komitmen yang belum kuatlah, maka hambatan akan menjadi dalih, bukannya tertantang untuk memenangkan diri atas hambatan malah mengiba, mengahrap belas kasihan pihak luar agar membantu menyelesaikan hambatannya. Lah, bagaimana ini, memangnya bisnis susah di awalnya doank, lalu selanjutnya mulus. Bisnis itu kata teman baik saya adalah perpindahan dari satu masalah ke masalah lainnya. Atau saya lebih suka menyebutnya perpindahan dari satu tantangan ke tantangan berikutnya, dan lebih enak lagi disebut sebagai perpindahan dari satu kemenangan ke kemenangan berikutnya. Menyenangkan bukan, pindah dari satu kemenangan ke kemengangan berikutnya?
Lalu kedua, hal apa yang menunjukkan diri kita masih rapuh? diantaranya adalah belum bisa memanage waktu, belum bisa memange keuangan dan belum bisa memanage relasi. Karena itulah, untuk pebisnis pemula, janganlah terlalu prematur membicarakan untung rugi, bukan itu prioritas kita diawal, prioritas kita diawal adalah memanage waktu, uang dan relasi. Setelah itu semua bagaikan keran, yang akan mengalirkan air kemakmuran.
Ada satu kutipan menarik dari kata-katanya Robert James di salah satu halaman buku ini " Penemuan terbesar generasi ini adalah bahwa manusia bisa mengubah hidupnya dengan mengubah cara berpikirnya". Kata-kata itu semakin menguatkan fakta bahwasannya hidup hanyalah pergumulan persepsi otak kita, semua diluar sana netral, kalau positif otak kita, positiflah hasilnya, kalau negatif otak kita negatiflah hasilnya, kalau kerdil cara berpikir kita, kerdil pula hasilnya, kalau dahysat cara berpikir kita dahsyat pula hasilnya.
Dan ada satu bagian menarik lagi di buku ini yang menyebutkan bahwasannya sumber uang itu bisa darimana saja, artinya banyak jalan bisnis yang kita bisa coba untuk mencapai kemakmuran. Namun begitu, bisnis bukan perkara menapung, tetapi juga mempertahankan. Bisnis bukan semata menangkap peluang, tetapi lebih dari itu adalah bagaimana kita mempertahankannya, dan instrumen pertahanan dalam bisnis sama dengan instrumen pertahanan dalam kehidupan, yakni karakter. Dan karaktet dibentuk tidak dari kesuksesan demi kesuksesan, tetapi seperti gatotkaca membangun karakter kuat pada dirinya, karakter dibentuk dari kawah candradimuka bernama kesulitan dan kegagalan.
Di buku ini juga dijelaskan, hanya produk-produk tidak bermutu yang bisa dibuat secara instan. Kekayaan instan akan rapuh, tetapi kekayaan yang diperjuangkan dari tangga demi tangga kesulitan dan kegagalan, kita akan mumpuni menjaganya. Karena beda antara yang instan dengan yang berproses panjang, bedanya di karakter.
No comments:
Post a Comment