Seorang teman terbaik saya pernah berkisah, pesawat ditemukan oleh 2 orang, Yahoo dibangun oleh 2 orang, Microsoft dibesarkan oleh 2 orang, ya, banyak perusahaan-perusahaan raksasa dunia yang aset finansialnya bahkan mengalahkan kekayaan negara-negara dunia ketiga dibangun oleh dua bersaudara, dua orang yang dipersaudarakan ataupun dua orang yang mempersaudarakan diri.
Bahkan bangsa ini, proklamator kita dikenal dengan dwi tunggal. Manunggal bukan berarti selalu seiya-sekata, bukan berarti selalu bisa saling mengerti dan menerima. "Melengkapi", itu lebih saya terima.
Nyatanya sukses, bahagia dan harmony bukan karena selalu bebas konflik, tetapi kepuasan dan tersendiri ketika kita bisa bertahan saat harus terjadi konflik dan mengakhirinya dengan happy ending.
Saya menulis ini ketika saya merasa ada yang sedang tidak beres, disaat saya bertanya ada apa sebenarnya ini, melalui mas Zuhruf di Masjid Baitul Arqom usai Ashar saya diberitahu satu buku bagus,
The Honda Way. Satu petikan superdahsyat bagi saya di bab-bab terakhir buku setebal lebih dari 1 rim itu,
"Sewaktu saya menjadi presiden direktur saya menganggap kekayaan adalah ketika saya bisa menumpuk banyak uang. Setelah saya berhenti, saya baru tahu kekayaan yang sesungguhnya adalah 'teman'." Mungkin agak keliru saya mengutipnya, intinya begitu.
No comments:
Post a Comment