Wednesday, December 17, 2008

99 Ideas for happy leader


Kuliah dengan Pak Nan Rukmana hari ini membuahkan banyak pencerahan, betul, jadi leader itu susah. tapi ada 3 golongan utama, salah satunya adalah leader, "...pemimpin yang adil, orang yang berpuasa dan kaum kecil yang teraniaya."

Terjawab pertanyaan saya selama ini, pertama membuka buku 99 bab ini jatuh pada halaman 169, saya dapatkan jawaban itu, yang intinya, ternyata saya tidak sedang jarkoni. dulu gembor2 menyuruh komunikasi, eh sekarang malah membuat program2 , jalan, tanpa dikomunikasi terlebih dahulu. Ya, konteks kondisi saya saat ini bukanlah un-communication, tapi sesuai dengan judul bab itu yang artinya "jangan menunggu matahari tenggelam".

Follower punya kewajiban berkomunikasi, sama dengan leader. Bedanya, laporan atas perkembangan progress tetaplah menjadi tanggungan utk dikomunikasikan bila memang tugas telah terdelegasikan. Namun demikian, untuk langkah2 cepat yang harus diambil, leader tidak salah bila mengambil langkah taktis, asal menurut sang leader benar.

Ada satu kutipan "...melangkahlah, jika itu menurut Anda benar."

Lepas dari semua itu, kompleksitas kapasitas minimum seorang leader mutlak menjadi sesuatu yang tiada ujung-ujungnya untuk terus dilatih. Empati, memahami kondisi follower, itu yang sedang saya intensifi untuk bisa saya lebih kuasai saat ini.

Dan seorang leader, tidak akan pernah berhenti belajar. Ketika berhenti, orang lain akan menggantikan kedudukannya. Bukan hanya belajar wawasan, bahkan tidak cukup dengan belajar empati, tetapi juga belajar ikhlas.

1 comment:

  1. Ketika sudah menjadi leader, punya banyak follower, memiliki otoritas yg notabene juga kekuasaan, tolong jangan pernah CONGKAK!
    saya yakin, anda bukan orang yg seperti itu!

    SEMANGATTT!!!

    ReplyDelete